Intisari-Online.com - Permusuhan China dan Jepang semakin meningkat.
Seperti diketahui, China memiliki sengketa teritorial dengan Tokyo.
China kemudian meningkatkan sinergi dalam operasi militer mereka yang bertujuan untuk mengintimidasi Jepang.
Untuk memerangi ancaman yang ditimbulkan oleh China terhadap keamanannya, Jepang telah mempertimbangkan militer yang lebih agresif dan bahkan opsi untuk membangun kapal selam nuklir seperti mitra Indo-Pasifik dan Quad-nya, Australia.
Melansir The EurAsian Times, Rabu (29/6/2022), baru-baru ini, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan pada KTT G7 bahwa Tokyo akan meningkatkan pertahanannya dengan kenaikan belanja militer selama lima tahun ke depan.
Pengumuman tersebut datang dengan latar belakang pembom dan kapal China yang mengepung Jepang dengan mengingat meningkatnya permusuhan China,
Pakar militer telah mengklaim pesawat pembom Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang membawa rudal jelajah supersonik terbang melintasi Selat Miyako di Jepang selatan, menunjukkan koordinasi pasukan udara dan angkatan laut China pekan lalu, South China Morning Post melaporkan.
Menurut Kementerian Pertahanan Jepang, tiga pembom H-6 melintasi Selat Miyako pada 23 Juni dari Laut Cina Timur ke Samudra Pasifik sebelum berbalik dan kembali di jalur yang sama.
Motif di balik penerbangan yang tidak biasa ini tidak diketahui.
Berita itu muncul di tengah laporan bahwa kapal perang China dan Rusia telah mengelilingi Jepang dalam apa yang disebut Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi sebagai “pameran kekuatan.”
Three Chinese H-6 #bombers flew a mission 23 June from the East China Sea out into the Pacific and back again, passing south of Okinawa. The aircraft were tracked and monitored by Japan's Self-Defense Forces pic.twitter.com/PW5VE99JoC
— Chris Cavas (@CavasShips) June 24, 2022
Dua kapal penjaga pantai China menavigasi perairan teritorial Jepang di dekat pulau-pulau yang disengketakan selama lebih dari 64 jam minggu lalu.
Pada 27 Juni, Jepang kembali mengkritik China karena mengerahkan kapal ke Kepulauan Senkaku yang disengketakan di Laut China Timur.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR