Find Us On Social Media :

Hampir Ciptakan Perang di Asia Pasifik, Menteri Luar Negeri Australia Sebut AUKUS Tidak Akan Ciptakan Senjata Nuklir dan Perlombaan Senjata Militer

By May N, Jumat, 1 Juli 2022 | 07:00 WIB

Kapal selam nuklir terekam citra satelit.

Intisari - Online.com - Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong Selasa menekankan bahwa pakta keamanan negaranya dengan Inggris dan AS tidak akan menciptakan senjata nuklir, dan mengatakan dia berharap kekhawatiran bahwa hal itu dapat memicu perlombaan senjata regional akan hilang seiring waktu.

“Kami bukan tenaga nuklir. Ada kekuatan nuklir di wilayah ini, tetapi Australia bukan salah satunya,” kata Wong dalam konferensi pers setelah bertemu dengan mitranya dari Malaysia, Saifuddin Abdullah.

Berdasarkan perjanjian, yang disebut AUKUS, Australia akan mengakuisisi kapal selam bertenaga nuklir.

Beberapa negara di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, termasuk Malaysia, khawatir pakta itu dapat meningkatkan ketegangan di titik-titik panas seperti Laut China Selatan yang disengketakan, yang sebagian besar diklaim oleh China, dan telah memperingatkan pakta itu akan mengancam stabilitas regional.

“Kami tetap sangat jelas bahwa kami tidak mencari, kami juga tidak akan pernah berusaha untuk mempersenjatai, (untuk) memiliki kemampuan nuklir di kapal selam kami,” katanya.

“Saya pikir kadang-kadang orang mendengar kata nuklir, dan saya mengerti ada tanggapan untuk itu, (tetapi) kita berbicara tentang propulsi nuklir, bukan senjata nuklir.”

Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri mengatakan pemerintahnya menolak aliansi yang berbagi senjata nuklir atau teknologi terkait.

"Kami khawatir bahwa beberapa ekonomi utama lainnya akan mengambil keuntungan dari AUKUS," katanya dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Nikkei Jepang pada bulan Mei.

“Misalnya, jika China ingin membantu Korea Utara membeli kapal selam bertenaga nuklir, kami tidak bisa menolak karena AUKUS telah menjadi preseden.”

Wong mengatakan pemerintah baru Australia, yang dilantik pada 1 Juni, berkomitmen untuk memastikan kawasan itu damai, stabil, dan sejahtera.

"Dan yang penting, wilayah di mana aturan memungkinkan beberapa prediktabilitas untuk menyatakan perilaku dan cara perselisihan akan ditangani," katanya.

Wong mengatakan dia menjelaskan sikap Australia kepada Saifuddin dan rekan-rekannya di Vietnam dan Indonesia selama kunjungan ke sana.