Find Us On Social Media :

Tetap Bentuk Tiga Provinsi Baru di Papua, Pemerintah Dikritik Habis-habisan Atas Puluhan Tahun Kegagalan Menyelesaikan Konflik di Bumi Cendrawasih, 'Bukan Pembangunan yang Dicari Papua'

By May N, Rabu, 29 Juni 2022 | 13:56 WIB

Salah satu kondisi jembatan di Trans Papua, Propinsi Papua Barat

Intisari - Online.com - Pemerintah lewat Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua sepakat mendirikan ibu kota tiga wilayah DOB yaitu Nabire, Merauke, dan Jaya Wijaya.

"Pada tanggal 27 Juni 2022, panja memutuskan ibu kota provinsi masing-masing dalam rancangan undang-undang pembentukan daerah provinsi di Papua," kata Ketua Panja RUU DOB Papua Junimart Girsang dalam rapat kerja tingkat I terkait RUU DOB Papua, Selasa (28/6/2022).

Junimart Girsang yang merupakan perwakilan PDI-P menjelaskan Nabire adalah ibu kota Provinsi Papua Tengah, dan Merauke jadi ibu kota Provinsi Papua Selatan, kemudian Jaya Wijaya jadi ibu kota Provinsi Papua Pegunungan.

Dalam prosesnya, sempat terjadi perdebatan penentuan ibu kota Provinsi Papua Tengah hingga akhirnya Nabire yang ditetapkan.

Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia mengatakan, perbedaan pandangan itu tampak dari pendapat bupati di delapan kabupaten Papua Tengah.

Dari delapan kabupaten yang ada di Papua Tengah, enam di antaranya sepakat Nabire menjadi ibu kota, tetapi terdapat dua kabupaten yang memilih Mimika.

"Ya kan waktu itu kita bilang, masih ada dua pandangan. Masih ada yang mengusulkan ibu kota di Papua Tengah ya, yang di Papua Selatan sama di Papua pegunungan sudah enggak ada masalah. (Yang Papua Tengah) Ada sebagian yang mendukung Nabire, itu didukung oleh enam bupati dari delapan itu," ujar Doli.

"Kemudian Mimika didukung enam bupati. Nah waktu itu kami sampaikan, kami sudah putuskan di Nabire dengan berbagai pertimbangan," sambungnya.

Doli menjelaskan, dipilihnya Nabire jadi ibu kota Papua tengah dengan pertimbangan untuk pemerataan pembangunan.

"Pertama, ini kan pemekaran ini tujuannya untuk pemerataan pembangunan. Nah Mimika dengan kota Timikanya itu kan sudah menjadi kota yang cukup maju, bukan hanya kota yang dikenal di Indonesia, tetapi di dunia internasional," ucapnya.

"Jadi kalau misal kita tarik (ibu kota) lagi di situ (Mimika), berarti kan daerah lain ya tidak tercapai aspek pemeratannya," kata dia.

Kegagalan berpuluh-puluh tahun