Rela Bakar Duit Hingga Rp6,6 Triliun Cuma Demi Beri Bantuan Senjata ke Ukraina, Sebenarnya Apa Untungnya Bagi Amerika Sampai Habis Uang Sebanyak Ini

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Artileri senjata Ukraina.

Intisari-online.com - Pada tanggal (23/6), pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengumumkan paket bantuan militer tambahan.

Nilainya 450 jutadollar AS(Rp6,6 triliun) ke Ukraina, untuk memberi Kiev 4 peluncur roket ganda, peluru artileri dan senjata lainnya.

Paket bantuan akan diambil dari inventaris Departemen Pertahanan yang ada, yang mencakup 18 kapal patroli untuk pengawasan laut dan sungai, bersama dengan sejumlah senjata ringan.

Bagian terpenting dari paket bantuan ini adalah empat sistem artileri bergerak HMARS, yang sangat mobile dan dapat mencapai target lebih dari 60 km jauhnya.

AS menyetujui batch pertama dari empat sistem artileri HMARS awal bulan ini.

Pada (23/6) Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengumumkan di Twitter bahwa artileri telah dikirim ke Ukraina.

Pelatihan untuk 60 tentara Ukraina untuk menggunakan HMARS telah selesai minggu lalu.

Sejak konflik pecah antara Rusia dan Ukraina, pemerintahan Biden telah menyetujui lebih dari 6 miliar dollar AS bantuan keamanan.

Baca Juga: Bak Jadi Berita Besar Dunia Kala Presiden Jokowi Akan Bertemu dengan Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky, Media Rusia Ungkapkan Hal Ini

John Kirby, koordinator komunikasi strategis Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan.

Paket bantuan tambahan adalah "bagian dari upaya kami untuk membantu Ukraina mempertahankan demokrasinya." ".

Kirby mengatakan paket bantuan baru itu membuat total bantuan keamanan yang telah dikirim AS ke Ukraina menjadi sekitar 6,1 miliar dollar AS (Rp90 triliun) sejak 24 Februari.

Paket bantuan disahkan karena konflik berada pada titik penting.

Militer Ukraina kehabisan senjata era Soviet, dan pemerintah Barat menghadapi pertanyaan sulit apakah akan terus meningkatkan dukungan mereka untuk Kiev.

Artikel Terkait