Intisari-online.com - Saat ini Ukraina masih terus bertahan bisa melawan Rusia karena sokongan senjata dari Barat.
Namun, bagaimana jadinya jika senjata-senjata tersebut habis, atau Ukraina tidak lagi mendapatkan bantuan senjata untuk melawan Rusia?
Selain itu, Rusia berulang kali memperingatkan Barat untuk berhenti memberikan senjata ke Ukraina.
Jika Barat tidak mengirim atau lambat mengirim bantuan senjata, maka akan bertanggung jawab atas kematian tentara Ukraina, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba memperingatkan.
"Jika kita tidak memiliki senjata, tidak apa-apa. Kami akan bertarung dengan sekop. Kami akan terus melawan," katanya.
"Ini adalah perang untuk kelangsungan hidup Ukraina," kata Kuleba dalam sebuah wawancara dengan kantor berita ARD (Jerman).
"Semakin cepat kita mendapatkan senjata, semakin baik. Jika senjata datang terlambat, kami akan tetap berterima kasih, tetapi akan ada banyak kerugian. Banyak orang akan mati," Kuleba memperingatkan.
Kuleba mengatakan bahwa di front Donbass, artileri tentara Rusia 15 kali lebih besar dari Ukraina.
Dengan disparitas kekuatan yang begitu besar, tentara Ukraina tidak akan mampu mengalahkan Rusia.
"Beberapa politisi Barat, yang berpikir bahwa Kiev harus menyerah pada Rusia dan setuju untuk mengakhiri konflik dengan kesepakatan karena situasi yang mengerikan di medan perang, adalah salah," kata Kuleba.
Menurut RT, Ukraina hanya memiliki beberapa gudang senjata era Soviet yang tersisa untuk menghadapi daya tembak yang luar biasa dari tentara Rusia.
Baru-baru ini, seorang pejabat Ukraina mengatakan bahwa negara itu telah kehilangan hingga 50% senjata beratnya dalam konflik dengan Rusia.
Setelah konflik beralih ke timur, Ukraina berulang kali meminta Barat untuk lebih banyak senjata berat seperti artileri, tank, dan jet tempur.
Tetapi hanya menerima sebagian kecil dari permintaan. Saat ini sekitar 20 negara, sebagian besar anggota NATO dan Uni Eropa (UE), sedang menuangkan senjata ke Ukraina.
Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa pengiriman senjata Barat ke Ukraina dapat meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.
Senjata Barat saat ini menjadi salah satu target utama militer Rusia ketika muncul di wilayah Ukraina.