Find Us On Social Media :

Diapit langsung oleh Rusia dan Belarusia, di Sinilah Titik Terlemah NATO dan Uni Eropa, Langsung Jadi Target Utama Putin Jika Ingin Menyerang Eropa

By Mentari DP, Sabtu, 25 Juni 2022 | 08:30 WIB

Serangan dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

Intisari-Online.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan ancaman terselubung lainnya ke negara-negara bekas Uni Soviet pada minggu ini.

Ini karena menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, negara-negara bekas Uni Soviet itu masih menjadi bagian dari domain Rusia.

Berbicara di sebuah forum ekonomi di St Petersburg pada hari Jumat, Putin menanggapi Kassym-Jomart Tokayev - Presiden Kazakhstan - yang mengatakan bahwa dia tidak mengakui dua wilayah pemberontak pro-Rusia di Donbas.

"Apakah Anda lupa dengan Uni Soviet? Uni Soviet adalah Rusia yang bersejarah," terang Putin seperti dilansir express.co.uk pada Rabu (22/6/2022).

"Dan sebelumnya, negaranya adalah bagian dari Uni Soviet. Berarti mereka adalah sekutu Rusia."

Sikap Putin itu dianggap oleh sebagian besar para ahli dan pengamat politik sebagai tanda bahwa Putin diam-diam memperingatkan Tokayev dan Kazakhstan.

Bahwa 'jika Anda baik, Anda aman. Jika Anda buruk, Anda bisa menjadi yang berikutnya'.

Diketahui banyak negara bekas Uni Soviet yang takut sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Mengingat Ukraina juga pernah menjadi bagian dari Uni Soviet. Sehingga mereka takut bahwa mereka akan menjadi yang berikutnya.

Apalagi negara-negara Baltik — Lituania, Latvia, dan Estonia — yang rupanya juga dekat dengan Rusia dan Eropa.

Semua negara pecahan Uni Soviet, masing-masing sudah memperoleh kemerdekaan setelah runtuhnya persatuan.

Beberapa juga pada tahun 2004 telah bergabung dengan NATO dan Uni Eropa, dan hal ini membuat Rusia kecewa.