Jenazah di ruang terbuka akan membusuk dalam satu hari, ditandai perut kiri bawah yang berubah warna menjadi hijau.
Adapula jenazah yang di dalam tanah atau terkubur, proses pembusukannya delapan kali lebih lambat dari di ruang terbuka.
Artinya, secara umum jenazah bisa bertahan lebih dari satu minggu.
Sementara pada jasad di dalam air, pembusukannya akan dua kali lebih lambat daripada di ruang terbuka, atau bisa bertahan selama 2x24 jam.
"Suhunya juga mungkin lebih rendah dan di bawah suhu optimal. Juga faktor-faktor lain, faktor mineral yang terkandung di dalam air, itu bisa membantunya timbul saponifikasi (proses jenazah tidak busuk)."
Berdasarkan pernyataan Ridwan Kamil, air di dasar Sungai Aare sedingin kulkas yang jika diperkirakan suhunya mencapai sekitar empat derajat celcius.
Ade menjelaskan, di suhu dingin tersebut, jasad manusia bisa bertahan selama satu bulan tanpa proses pembusukan.
Kemudian bersihnya Sungai Aare dari sampah kayu juga dikatakan berkontribusi dalam mencegah jasad Eril dari luka yang dapat mempercepat pembusukan.
Sehingga dapat disimpulkan kalau faktor air, suhu dan kebersihan dari sungai yang ditetapkan sebagai warisan tak benda oleh UNESCO itu telah menjaga jasad Eril tetap utuh sampai ditemukan oleh Geraldine Beldi, seorang guru SD di Swiss.