Penulis
Intisari-Online.com -Dalam empat hari sejak Jumat (3/6/2022) hingga Senin (6/6/2022) terjadi 300 penembakan yang tercatat di Amerika Serikat (AS), dengan 124 korban tewas dan 325 orang luka-luka.
Seorang guru sekolah Philadelphia, seorang remaja Arizona, dan seorang polisi Chicago termasuk di antara ratusan orang yang terkena tembakan selama akhir pekan itu.
Data tersebut diungkap oleh GunViolenceArchive.org, organisasi nirlaba di Washington DC yang melacak penembakan.
Maraknya kekerasan akhir pekan lalu datang menyusul serangkaian penembakan massal di Uvalde, Texas; Buffalo, New York; dan Tulsa, Oklahoma, memicu kembali perdebatan tentang pembatasan ketat kepemilikan senjata yang ditentang keras oleh para pendukung hak-hak senjata.
Melansir Kompas.com, pada Senin (6/6/2022), sebagai tanggapan atas kekerasan senjata, Gubernur New York Kathy Hochul menandatangani 10 RUU pengendalian senjata menjadi undang-undang.
Para anggota parlemen di Washington DC juga mempertimbangkan beberapa tindakan pengendalian senjata, tetapi undang-undang senjata federal yang baru menghadapi penentangan keras dari Partai Republik, terutama di Senat.
Wali Kota Chicago Lori Lightfoot mengeluh butuh berapa banyak polisi dan warga yang harus menjadi korban kekerasan senjata lagi.
Maraknya kasus kekerasan senjata tersebut beriringan dengan kuatnya industriprodusen senjata AS.
Merekamempekerjakan 169.523 orang dengan tambahan 206.296 pekerja di industri pemasok dan pendukung.
Rata-rata upah termasuk tunjangan yang mereka terima mencapai US$ 56.900 atau setara Rp 830,7 juta per tahun dengan asumsi kurs Rp 14.600 per dolar AS.
Nilai ini lebih tinggi dari gajiPresiden Jokowi yang tercatat dalam urutan ke-123 di dunia
Yakni dengan kisaran penghasilan sebesar US& 51.600 atau setara dengan Rp 736 juta (kurs Rp 14.272) per tahun atau sekitar Rp 61 juta per bulan.
Laporan ini juga mencatat total kontribusi industri senjata terhadap perekonomian Amerika Serikat pada tahun lalu mencapai US$ 70,52 miliar atau setara Rp 1.029,59 triliun.
Nilai ini 10 kali anggaran militer Indonesia, yang berdasardata Global Fire Power (GFP) 2022, Indonesia tercatat memiliki anggaran untuk pertahanan sebesar 9,3 miliar dollar AS atau sekitar lebih dari Rp 133 triliun.
Namun, dampaknya ke ekonomi AS tak sebatas itu, karena menghasilkan efek berganda pada industri lain.
Industri senjata juga membayarkan pajak besar mencapai US$ 7,86 miliar atau setara Rp 114,6 triliun.
Ini termasuk pajak berbasis properti, pendapatan, penjualan, serta pajak yang dibayarkan karyawan.
(*)