Find Us On Social Media :

Jadi Tujuan Utama Bagi Perdana Menteri Baru Australia, Indonesia Terima Kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Apa Tujuan Beliau?

By May N, Senin, 6 Juni 2022 | 12:24 WIB

Perdana Menteri baru Australia, Anthony Albanese, kunjungi Jakarta, Indonesia

Intisari - Online.com - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Menteri Luar Negeri Penny Wong dijadwalkan tiba di Jakarta pada Minggu sebagai tanda bahwa pemerintahan Partai Buruh yang baru terpilih ingin menghidupkan kembali hubungan Australia dengan tetangga terdekatnya.

Ada harapan bahwa Wong khususnya, yang lahir di Malaysia, akan berperan dalam mengantarkan era baru ikatan Indonesia – Australia.

“Sejauh ini sinyalnya tampak positif, dan Penny Wong akan menganggap serius kawasan ini,” Ian Wilson, dosen studi politik dan keamanan di Universitas Murdoch di Perth, mengatakan kepada Al Jazeera.

“Tampaknya ada minat nyata untuk menghidupkan kembali hubungan secara strategis.”

Secara historis, hubungan antara Indonesia dan Australia telah bercampur, dengan analis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pemerintah Partai Buruh, seperti yang dipimpin oleh Perdana Menteri Paul Keating pada awal 1990-an, biasanya mengejar hubungan yang lebih dalam dengan kawasan daripada administrasi dari koalisi Nasional Liberal di bawah perdana menteri seperti Scott Morrison dan Tony Abbott.

“Hubungan Indonesia dan Australia telah panas dan dingin selama bertahun-tahun,” Athiqah Nur Alami, kepala Pusat Penelitian Politik di Badan Penelitian dan Inovasi Nasional Indonesia (BRIN) mengatakan kepada Al Jazeera.

"Ini seperti rollercoaster, terkadang Anda berteriak dan terkadang Anda tertawa."

Apa yang direncanakan di Indonesia?

Perdana Menteri Australia ke-31 akan mengunjungi Indonesia pada 5-7 Juni dan dijadwalkan bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo, yang dikenal sebagai Jokowi, pada 6 Juni.

Dalam sebuah tweet sebelum kunjungan, Albanese mengatakan dia telah berbicara dengan Jokowi di telepon dan “berharap untuk melanjutkan diskusi kita tentang kemitraan yang sedang berlangsung antara negara kita, termasuk merevitalisasi hubungan perdagangan kita”.

Keduanya diperkirakan akan membahas Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) yang ditandatangani pada tahun 2020.

Alami mengatakan kedua negara adalah "tetangga yang harus bekerja sama", dan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa, sementara IA-CEPA adalah perjanjian komprehensif berdasarkan empat pilar kepentingan termasuk ekonomi, manusia, keamanan dan kerja sama maritim, "masih ada ruang untuk perbaikan”, terutama yang berkaitan dengan perdagangan.