Find Us On Social Media :

Permaisuri Terkuat China Ini Punya 'Cakar' Sepanjang 15 Sentimeter, Takhayul Mistis Ini Menyebar hingga Penggunaan Kuku untuk Pengorbanan Jadi Tradisi

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 27 Mei 2022 | 10:05 WIB

Kuku panjang Cixi

Ketika seseorang meninggal, kuku merekan dipotong dan dikubur bersama mereka. 

Menurut Book of Rites, kumpulan teks tentang prinsip-prinsip ritual di era Zhou (1046 – 256 SM), kuku dan guntingan kuku ditempatkan di peti mati orang yang meninggal atau dikubur secara terpisah di samping orang mati.

Hal itu sebagai bentuk bakti kepada orang tua dan leluhur seseorang di akhirat.

Kuku juga bisa berfungsi sebagai objek kasih sayang, seperti dalam novel Dinasti Qing (1616 – 1911) Dream of the Red Chamber.

Seorang pelayan yang sekarat memilih untuk menggigit kukunya yang panjang dan memberikannya kepada tuannya untuk menunjukkan cintanya.

Para wanita juga mempercantik kuku dengan mewarnainya.

Cat kuku sendiri dibuat dari campuran putih telur, lilin lebah, dan kelopak bunga seperti mawar untuk memberi warna. 

Kuku dianggap sangat berharga, dan membutuhkan waktu lama untuk tumbuh, sehingga melindunginya juga sangat penting. 

Pelindung kuku sendiri seperti yang dikenakan Cixi biasanya terbuat dari logam, kerang, bahkan batu giok, benda melengkung seperti cakar ini dihiasi dengan berbagai desain dan motif.

Pelindung kuku ini kebanyakan dikenakan di jari manis atau jari kelingking oleh wanita istana kekaisaran untuk menunjukkan status tinggi mereka.

Baca Juga: Tidak Punya Selir Satu pun Namun Tak Benar-benar Setia pada Istrinya, Inilah Kisah Wang Mang Kaisar Pendiri Dinasti Xin, Gunakan Cara ‘Kotor’ ini untuk Jadi Kaisar dan Dirikan Dinasti Baru

(*)