Penulis
Intisari-Online.com – Kira-kira 4.300 tahun yang lalu, seorang pejabat Mesir kuno yang menangani dokumen rahasia untuk firaun meninggal secara tak terduga.
Para staf kemudian buru-buru mencoba mendekorasi situs pemakamannya, tetapi berhenti mengukir relief dekoratif hewan kurban di fasad, karena mereka kehabisan waktu.
Itulah yang diyakini para arkeolog di sebuah makam yang ditemukan di pekuburan Mesir kuno Saqqara.
Mereka memperkirakan penemuan itu, yang ditemuakn di Piramia Tangga Raja Djoser, pada masa pemerintahan firaun pertama Dinasti Keenam, sekitar 2300 SM.
Para peneliti menemukan makam itu saat menggali parit kering yang mengeliling kompleks piramida, tidak jauh dari situs pemakaman lain yang juga ditemukan oleh tim, wazir, atau pejabat tinggi tiu.
Para peneliti di Pusat Arkeologi Mediterania Polandia Universitas Warsawa, mengatakan makam itu adalah milik seorang pria bernama Mehtjetju.
Hieroglifik di makam itu menunjukkan bahwa pria itu menangani kerajaan, dokumen tersegel, dan juga menjabat sebagai imam dan inspektur kerajaan.
Mehtjetju kemungkinan hidup pada waktu yang hampir bersamaa, di beberapa titik selama pemerintahan tiga penguasa pertama Dinasti Keenam, yaitu Teti, Userkare dan Pepy I, kata arkeolog dan direktur ekspedisi Kamil O. Kuraszkiewicz.
Pekerjaan kerajaan yang dilakukan Mehtjetju akan memberinya status sosial untuk mempekerjakan ‘tangan yang sangat terampil’ untk membangun dan mendekorasi tempat peristirahatannya.
Batu makam itu sangat rapuh dan membutuhkan ahli dari Museum Nasional di Warsawa untuk segera turun tangan dan melestarikannya.
"Keanggunan garis dan kehalusan modelnya menyaingi relief terbaik di makam wazir," kata para arkeolog.
Namun, pengrajin berbakat yang disewa Mehtjetju tidak punya waktu untuk menyelesaikan ukiran di fasad.
Mereka hanya membuat sketsa dengan tinta hitam di atas plester kapur, semacam sketsa kasar untuk relief yang menggambarkan sapi, kijang, dan ibex.
Terlepas dari pekerjaan yang belum selesai, para arkeolog masih percaya bahwa Mehtjetju dimakamkan di makamnya, meski mreka belum bisa melihat sendiri, karena mereka baru menggali fasadnya.
Tetapi mereka berencana untuk menjelajahi bagian dalam makam, yang kemungkinan mencakup ruang pemakaman dan, mungkin, mumi Mehtjetju, pada musim gugur ini.
“Jika dia tidak dimakamkan di sana, kemungkinan besar makam itu akan diambil alih oleh orang lain,” kata Kuraszkiewicz dalam pernyataannya, melansir Smithsonianmag.
“Dekorasinya belum selesai mungkin karena investornya meninggal sebelum pekerjaan selesai dan dikubur di makam yang buru-buru selesai.”
Tidak mengherankan bahwa Mehtjetju dimakamkan di dekat raja Djoser, yang Piramida Langkahnya di Saqqara adalah yang pertama dari jenisnya.
Bertahun-tahun setelah Djoser meninggal sekitar tahun 2575 SM, para pejabat Mesir masih menginginkan tempat peristirahatan terakhir mereka berada di dekat “raja yang penting dan dihormati dari masa lalu yang gemilang.”
Saqqara berfungsi sebagai tempat pemakaman Mesir kuno yang penting selama lebih dari 3.000 tahun.
Terletak kira-kira 20 mil selatan Kairo di tepi barat Sungai Nil, dihiasi dengan sisa-sisa kuil, makam, dan jalan setapak yang mencakup seluruh sejarah Mesir Kuno.
Para peneliti telah mempelajari Saqqara sejak tahun 1850 dan terus menggali penemuan-penemuan penting di sana.
Pada tahun 2020, para arkeolog menemukan beberapa yang disebut "megatombs, ruangan besar yang penuh dengan peti mati, mumi, dan barang-barang lainnya.
Para peneliti juga menemukan makam direktur perbendaharaan firaun Mesir Ramses II, seperti yang dilaporkan oleh Livia Gershon dari Smithsonian.
Meskipun Saqqara secara historis dibayangi oleh penemuan-penemuan di Luxor dan Piramida Besar, penemuan-penemuan ini dan penemuan-penemuan baru-baru ini pasti akan terus menarik minat para arkeolog.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari