Find Us On Social Media :

Kisah Tim Alpha, Agen Pasukan Khusus Uni Soviet yang Halalkan Segala Cara Termasuk Menculik Dan Membunuh Keluarga Musuh yang Tak Bersalah, Demi Muluskan Operasinya

By Afif Khoirul M, Minggu, 15 Mei 2022 | 07:40 WIB

Anggota tim Alpha di bawah Uni Soviet.

Dalam satu peristiwa, orang-orang bersenjata menghentikan kendaraan yang membawa diplomat Soviet tidak jauh dari kedutaan.

Saksi melihat kedua diplomat itu dipaksa masuk ke kendaraan lain dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahui.

Diplomat Soviet Nikolai Svirsky kemudian mengatakan kepada Associated Press,"Arkady Katkov dan saya sedang mengemudi sekitar tengah hari ketika sebuah Mercedes menyusul kami dan menghentikan mobil kami dengan pelat diplomatik. Katkov ingin membalikkan mobil, tetapi mobil lain berhenti di belakang.

"Orang-orang bersenjata dengan senjata meminta kami untuk keluar. Kami mencoba melarikan diri tetapi gagal. Katkov melukai kakinya," kata Svisky.

Keempat sandera tidak tahu di mana mereka ditahan karena wajah mereka tertutup sepanjang waktu, menurut AP.

Militan Islam mengirim pesan yang mengancam akan mengeksekusi diplomat Soviet satu per satu, jika Moskow tidak menekan milisi pro-Suriah untuk berhenti menembaki daerah utara kota pelabuhan Tripoli di Lebanon.

Uni Soviet awalnya membuka beberapa saluran negosiasi dengan harapan para diplomat akan dibebaskan.

Sementara itu, milisi Suriah terus menembaki. Akibatnya, dua hari kemudian, tubuh Katkov ditemukan di sebuah ladang di Beirut.

Saat itulah Uni Soviet membawa gugus tugas Alpha. Pasukan Khusus Alpha mulai menyelidiki organisasi teroris di balik penculikan itu dan menemukan bahwa itu adalah kelompok pro-Hizbullah.

Saat itu Satgas Alpha menerapkan kebijakan yang keras, tidak berunding dengan teroris, melakukan aksi "tit-for-tat" paling drastis untuk memaksa para Muslim bersenjata melepaskan sandera.

Menurut War is Boring, aktivitas sebenarnya tim Alpha di Lebanon masih kontroversial.

Menurut salah satu sumber, KGB menggunakan jaringan agen yang padat di Timur Tengah untuk menemukan keluarga para penyandera.