Find Us On Social Media :

Ramai Film KKN Desa Penari, Rupanya Tempat di Banyuwani Ini Dicurigai Jadi Lokasi Asli Kejadian, Terungkap Sejumlah Legenda Tak Lazim Ini Konon Pernah Terjadi

By Khaerunisa, Kamis, 12 Mei 2022 | 20:45 WIB

Patung Penari di Alas Gumitir yang disebut-sebut lokasi asli KKN di Desa Penari.

Cerita yang paling sering beredar adalah tentang penunggu yang berwujud ular naga emas yang berada di sekitar Wisma Gumitir.

Konon, ular tersebut menunggu kawasan wilayah di bawah Gunung Raung, termasuk Jalur Gumitir.

Ada pula kisah tentang watu gudang yang merupakan lokasi tertinggi di jalur tersebut.

Menurut cerita yang beredar, tempat yang kini sering dipakai istirahat itu dulunya merupakan tempat pembuangan kepala pada masa penjajahan.

Baca Juga: Eropa Ketar-Ketir, Sempoyongan Diberi Bantuan Militer Ukraina Malah Terancam Jadi 'Luka Bernanah' Konflik Panjang Tanpa Tanda Kemenangan Bisa Menyebabkan Dunia Berakhir Dalam Kondisi ini

Baca Juga: Pantesan Begitu Mudah Pasukan Rusia Kepung Ukraina, Terungkap Pejabat Ukraina Ini Lakukan Pengkhiantan, Diam-diam Buat Kesepakatan Ini dengan Jenderal Rusia

Sementara patung penari gandrung yang menjadi ikon wilayah Banyuwangi di Jalur Gumitir juga menyimpan cerita mistis.

Konon, patung penari gandrung tersebut bisa bergerak pada waktu-waktu tertentu.

Bahkan, disebut-sebut beberapa orang yang sengaja berhenti untuk berfoto di sana pernah melihat perempuan tua berkebaya yang menjaga patung ikonik tersebut.

Selain itu, konon di Jalur Gumitir juga ada pasar misterius, yang tidak bisa dilihat semua orang. Sehingga menurut cerita, tak semua pengendara yang melintas bisa bertemu dengan pasar ini.

Itulah sejumlah legenda yang dimiliki oleh jalur darat menuju Banyuwangi, kabupaten yang banyak disebut sebagai tempat asli terjadinya cerita KKN di Desa Penari.

Baca Juga: Inilah Siu Ban Ci, Perempuan Muslim Asal China, Putri Ulama Sekaligus Kelompok Pendakwah Sunan Ampel yang Jadi Selir Raja Majapahit Terakhir

Baca Juga: Slogan 'Piye Kabare, Enak Jamanku Toh!' Buai Rakyat Filipina untuk Pilih Anak Koruptor Jadi Presiden, Mungkinkah Anak-anak Soeharto Menjiplaknya di Indonesia?

(*)