Setibanya di sana, dia secara terbuka mencela komunisme dan mengutuk teror otoriter yang dilakukan oleh ayahnya.
Media di seluruh dunia melaporkan pembelotannya, dan itu membuat Uni Soviet marah.
Mereka dilaporkan berencana untuk melibatkan agen rahasia di AS untuk mengeksekusinya, tetapi rencana itu tidak pernah dilakukan.
Svetlana mengubah namanya menjadi Lana Peters dan menjadi sensasi nasional.
Dia menerbitkan memoarnya di mana dia menggambarkan kondisi kehidupan yang keras dari rakyat jelata Uni Soviet dan secara terbuka mengkritik tirani dan pertumpahan darah ayahnya.
Buku-buku yang dia tulis membuatnya menjadi jutawan: dia menggunakan uang itu untuk bepergian ke seluruh AS dan menikmati kehidupan mewah untuk sementara waktu.
Namun, Svetlana tidak pernah sepenuhnya bahagia di Amerika Serikat.
Dia pindah dari satu kota ke kota lain. Anak-anaknya masih di Uni Soviet, dan dia tidak bisa menghubungi mereka.
Dia menghabiskan sebagian besar penghasilannya pada 1980-an dan jatuh ke dalam masalah keuangan yang parah.
Yang mengejutkan banyak orang di dunia Barat, dia kembali ke Uni Soviet pada tahun 1984, bersatu kembali dengan keluarganya, dan secara terbuka meminta maaf karena mencela komunisme.
Dia tinggal di Uni Soviet selama dua tahun. Lalu menetap di Bristol hingga 2009.
Tampaknya dia tidak pernah berhasil melarikan diri dari kengerian yang mengelilingi warisan ayahnya.
Pada 22 November 2011, Svetlana meninggal di Wisconsin pada usia 85 tahun.