Find Us On Social Media :

Tak Terima AS Lakukan Hal Ini, China Langsung Kerahkan Pesawat Perang Anti-Kapal Selam Y-8 ke Selat Taiwan

By Tatik Ariyani, Jumat, 6 Mei 2022 | 07:15 WIB

Pesawat anti-kapal selam Y-8

Intisari-Online.com - Rabu (27/4/2022), militer China mengutuk Amerika Serikat (AS) setelah kapal perusak AS berlayar melalui Selat Taiwan.

Pihak China mengatakan, tindakan itu "dengan sengaja" merusak perdamaian dan stabilitas.

Koarmatim militer China mengumumkan mereka mengerahkan pasukan untuk membayangi kapal perusak kelas Arleigh-Burke USS Sampson saat melintasi wilayah perairan Selat Taiwan, Selasa (26/4/2022) seperti dilansir Antara, Kamis, (28/4/2022).

Beberapa hari setelah kapal perusak AS melintasi Selat Taiwan tersebut, China telah meningkatkan taruhan di kawasan itu dengan operasi patroli maritim dan aksi militernya.

Dalam apa yang bisa dilihat sebagai tanggapan yang keras, sebuah pesawat perang anti-kapal selam Y-8 China dilaporkan melakukan misi patroli maritim di dekat pulau Taiwan pada 3 Mei, Global Times melaporkan.

Analis China mengatakan bahwa pesawat perang anti-kapal selam Y-8 sekarang sepenuhnya siap untuk melaksanakan misi pada saat kekuatan eksternal telah 'secara provokatif' mengirim kapal perang dan kapal selam ke Selat Taiwan dan Laut China Selatan.

Komentar tersebut mengacu ke kapal perang AS USS Sampson yang telah transit di Selat Taiwan bulan lalu dalam apa yang disebutnya sebagai operasi rutin, melansir The EurAsian Times, Kamis (5/5/2022).

Komando Timur China kemudian mengklaim bahwa pergerakan kapal Amerika dibayangi oleh PLA.

Operasi Y-8 Anti-Submarine Aircraft di dekat Pulau Taiwan juga terjadi beberapa minggu setelah China mengerahkan jet tempur siluman J-20 yang paling canggih untuk patroli tempur di Timur dan Laut China Selatan, di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.

Kemungkinan yang dirasakan dari invasi China dan serangan reguler ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taipei (ADIZ) telah menjadi penyebab utama keprihatinan bagi kepemimpinan di Taiwan.

Awal pekan ini, China mengirim kelompok Liaoning Aircraft Carrier untuk patroli tempur di Pasifik Barat, yang telah dilihat sebagai langkah yang bertujuan untuk memproyeksikan kekuatan di laut jauh saat ketegangan berkobar di kawasan Indo-Pasifik.

Grup kapal induk dilaporkan transit melalui Selat Miyako antara Kepulauan Okinawa Jepang dan bertahan di dekat Jepang untuk beberapa waktu, seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh The EurAsian Times.

Pesawat Anti-Kapal Selam

Siaran pers yang dikeluarkan oleh otoritas pertahanan Taiwan pada hari itu menyatakan bahwa satu pesawat perang anti-kapal selam PLA Y-8 memasuki zona identifikasi pertahanan udara barat daya Taiwan, terbang antara pulau Taiwan dan Kepulauan Dongsha yang dikelola Taiwan di Laut China Selatan.

Menurut pengamat, ini tampaknya pertama kalinya otoritas pertahanan pulau itu melaporkan pesawat perang anti-kapal selam Y-8 sejak 1 Maret.

Otoritas pertahanan Taiwan mencatat bahwa PLA malah mengerahkan helikopter perang anti-kapal selam berbasis kapal seperti Z-9 dan Ka-28 selama dua bulan terakhir.

Taiwan sebelumnya mengklaim bahwa sebuah pesawat patroli maritim China jatuh di Laut China Selatan pada Maret.

Insiden itu pertama kali dilaporkan di Twitter oleh Duan Dang, seorang penulis yang berbasis di Vietnam yang mengutip sumber anonim.

Pada 1 Maret, dia men-tweet bahwa sebuah pesawat Patroli Maritim Shaanxi Y-8 telah jatuh di lepas pantai Sanya, sebuah kota di Pulau Hainan China yang sejajar dengan Vietnam utara.

Kemudian, Direktur Jenderal Chen Ming-tong dari Biro Keamanan Nasional Taiwan mengakui pada 10 Maret bahwa sebuah jet PLA memang jatuh ke Laut China Selatan pada 1 Maret.

Namun, PLA telah memilih untuk tetap diam mengenai masalah ini.

Baca Juga: Sementara Banyak Pemerintah Khawatirkan Pergerakan Rusia, Beijing 'Diam-diam' Lakukan Ini hingga Bikin Eropa Berpikir untuk Selamatkan Diri dari 'Jebakan Utang' China

Baca Juga: Sejarah pun Sampai Perlu Direkayasa Hanya Demi Hancurkan Reputasinya, Kaisar China Ini Dihantam Fitnah Terkeji yang Pernah Ada, Hanya karena 'Statusnya' Ini