Penulis
Intisari-Online.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan tampak tersenyum sumringah dalam foto-foto pertemuannya dengan CEO Tesla Inc Elon Musk.
Diketahui baru-baru ini Luhut bertemu langsung dengan Elon Musk di Giga Factory Tesla di Austin, Texas.
Melalui unggahan di akun Instagramnya, Luhut mengaku tidak menyangka bahwa dia akan disambut dengan ramah dan bersahabat oleh Elon Musk.
Meski pertemuan tersebut merupakan pertemuan pertamanya dengan Elon Musk, Luhut mengungkapkan bahwa komunikasi di antara mereka sudah terjalin selama dua tahun belakangan.
“Pertemuan ini memang yang pertama kalinya bagi saya dan Elon, tetapi sebetulnya komunikasi kami sudah terjalin selama dua tahun belakangan,” ujar Luhut, dikutip dari akun Instagramnya pada Selasa (26/4/2022).
Selain itu, dalam unggahannya tersebut, Luhut juga mengungkapkan rencana rencana peretemuan antara CEO Tesla Inc Elon Musk dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Luhut menjelaskan, pertemuan tersebut direncanakan berlangsung pada 14 Mei 2022 mendatang, saat kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat.
“Elon berjanji akan mengubah schedule-nya demi menemui langsung Presiden Jokowi yang juga dijadwalkan akan mengunjungi SpaceX,” ungkapnya.
Luhut juga berharap bahwa pertemuan tersebut bukanlah yang terakhir.
Baca Juga: Hukum dan Tujuan Mengeluarkan Zakat Fitrah,Begini Penjelasannya
“Saya berharap ini bukanlah pertemuan kami yang terakhir dan ke depan akan ada pembahasan terkait progres perkembangan industri nikel di Indonesia yang berteknologi tinggi bisa membawa negara kita masuk kepada rantai pasok global industri kendaraan listrik,” jelas Luhut.
Komunikasi antara Luhut dan Elon Musk tampaknya memang telah terjalin sebelumnya, seperti yang terungkap dalam acara Closing Ceremony Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022, Jumat (25/3/2022).
Namun, berbeda dengan kesempatan kali ini, di mana Luhut menunjukkan senyum sumringah, saat itu ia menceritakannya sambil 'mencak-mencak'.
Ketika itu, Luhut mengultimatum Tesla untuk memenuhi syarat darinya jika berniat untuk berinvestasi di Indonesia.
Dalam acara tersebut Luhut menyebutkan bahwa produsen mobil listrik asal AS itu baru saja menyampaikan minat untuk kembali masuk ke Indonesia setelah sebelumnya batal.
Luhut pun dengan tegas mengingatkan bahwa dua tahun lalu perusahaan milik Elon Musk itu pernah menyampaikan minat untuk mengembangkan baterai litium di Indonesia. Namun, rencana itu batal karena perusahaan itu dinilai terlalu banyak mendikte.
"Saya bilang, 'Hey Anda itu dua tahun yang lalu sudah telepon saya mau bikin baterai litium'.
Anda... semua mau mendikte, saya bilang, 'Hey you cannot do this. Today is different. Kita harus sama'," kata Luhut berusaha menirukan ultimatumnya ke pihak Tesla melalui sambungan telepon, dikutip dari Antara, Jumat (25/3/2022).
"Saya bilang, 'Kamu enggak bisa begitu lagi. This country is not banana republic! This country is a great country!" sambung Luhut dalam ceritanya.
Baca Juga: Inilah Peran Indonesia dalam Berdirinya ASEAN, Pasca Perang Dunia II
Banana republic atau republik pisang sendiri merupakan julukan untuk beberapa negara Amerika Latin di masa lalu yang ekonominya miskin akibat kondisi ekonomi dan politik tidak stabil lantaran sering dilanda perebutan kekuasaan.
Karena karut-marutnya ekonomi, banyak negara Amerika Latin hanya mengandalkan ekspor pisang ke Amerika Serikat.
Selain itu, banyak korporasi besar asal AS ikut mendikte penguasa lokal demi keuntungan ekonomi.
Luhut mengatakan, Indonesia bukan negara republik pisang yang mau didikte perusahaan AS. Bahkan, Indonesia sudah memiliki kesepakatan bisnis dengan perusahaan baterai kendaraan listrik asal China dan Korea Selatan, yaitu CATL dan LG, di mana Keduanya diklaim memegang hampir 55 persen pasar baterai litium dunia.
Kerja sama dengan kedua perusahaan tersebut diyakini akan membuat Indonesia menjadi pemain global baterai litium. Terlebih lagi, pada tahun 2024, Indonesia ditargetkan akan mulai memproduksi baterai litium.
Luhut mengingatkan, jika Tesla ingin masuk, perusahaan itu harus menuruti syarat yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia.
Hal itu, lanjut Luhut, juga diterapkannya kepada investor lain, termasuk China.
"Saya enggak mau kalau datang deal, jangan kau (Tesla) yang bikin syarat ke kami. Saya yang bikin syarat ke kamu karena itu yang saya lakukan kepada Tiongkok," ucap Luhut.
"Tidak pernah Tiongkok kasih syarat ke saya, saya (yang) kasih syarat. Kau mau enggak kalau kita harus B to B? Harus teknologi transfer, harus first class technology, harus yang ramah lingkungan. Dia bilang mampu, (jadi), oke deal," katanya saat itu.
(*)