Find Us On Social Media :

Kemesraannya Selama Hampir 1 Abad Bisa Bikin Israel Cemburu, Arab Saudi Kini Malah Mulai Sering Bikin AS Senewen, Ternyata Bukan Rusia Pemicu Awalnya

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 21 April 2022 | 14:50 WIB

Hubungan AS dan Arab Saudi yang mulai retak, apa penyebabnya?

Intisari-Online.com – Sekitar tahun 1933 sampai 1934, AS banyak menemukan tambang minyak di kawasan Timur Tengah, terutama di wilayah Arab Saudi, Bahrain, dan Kuwait.

Karena melihat potensi tambang minyak tersebut, maka AS langsung berkonsentrasi mengembangkan potensi tersebut.

Standard Oil Company milik AS kemudian resmi beroperasi pada 29 Mei 1933 dan melakukan penambangan minyak di bagian timur Arab Saudi.

Pangeran Khalid dan Pangeran Faishal yang mengunjungi Gedung Putih dan bertemu dengan Presiden AS Franklin Delano Roosevelt, semakin memperkuat kerja sama antarkedua negara tersebut.

Pada waktu itu, AS juga memberikan bantuan keamanan kepada Saudi lantaran sudah memberikan akses muda untuk melakukan penambangan minyak di wilayah Saudi.

Dan kesepakatan itu pun terealisasi dan diresmikan langsung oleh Raja Ibnu Saud saat bertemu Roosevelt di kapal USS Quincy, pada 14 Februari 1945.

Memang hubungan AS dan Arab Saudi tidak selalu mulus, bahkan terkadang mengalami pasang surut.

Contohnya saja, Raja Faishal pernah melakukan embargo minyak kepada AS karena Presiden Richard Nixon dipandang memihak Israel dalam pertempuran Yom  Koppur.

Tetapi akhirnya kedua negara itu beroposisi melawan Uni Soviet.

Keeratan hubungan Saudi dan AS semakin jelas ketika Saudi menjadi sekutu penting bagi AS saat Perang Teluk yang terjadi sepanjang tahun 1990-1991.

Saudi yang berada di bawah kepemimpinan Raja Fahd berkoalisi dengan AS untuk menyerang Irak.

Fahd sendiri sangat mengecam invasi yang dilakukan Irak terhadap Kuwait, sehingga meletuslah Perang Teluk.