Find Us On Social Media :

Terakhir Digunakan Tahun 1970-an, Ternyata Rusia Gunakan Senjata Berbahaya yang Konon Bisa Mengoyak Daging Manusia, Ukurannya Cuman 3 Cm Tetapi Sangat Mengerikan

By Mentari DP, Rabu, 20 April 2022 | 15:45 WIB

Aksi tentara Rusia di kota Bucha di Ukraina.

Intisari-Online.com - Beberapa minggu setelah tentara Rusia mundur dari kota Bucha di Ukraina, sebuah fakta terungkap.

Kota Bucha di Ukraina mendadak menjadi tempat di mana ratusan warga sipil tewas selama sebulan.

Lalu penduduk setempat pun menceritakan apa yang dilakukan tentara Rusia.

Salah satunya tentang penggunaan proyektil yang biasa digunakan dalam Perang Dunia ke-1 dan di Vietnam.

Ini adalah jenis senjata yang jarang terlihat dalam konflik modern. Senjata apa yang dimaksud?

Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (20/4/2022), dikenal sebagai fléchette, mereka terlihat seperti anak panah kecil.

Tapi desainnya konon dapat mencabik-cabik daging manusia.

"Jika Anda melihat lebih dekat ke tanah di sekitar rumah saya, Anda akan menemukan lebih banyak dari senjata itu," cerita Svitlana Chmut, seorang warga.

Pria berusia 54 tahun itu mengatakan kepada The Washington Post bahwa peluru artileri Rusia yang membawa anak panah meledak di suatu tempat di atas halamannya beberapa hari sebelum Rusia mundur pada 31 Maret.

Dan daerah itu langsung dipenuhi oleh ribuan senjata berbahaya.

Dengan panjang hanya tiga cm dan berbentuk sempit, fléchette menyerupai panah kecil yang memiliki stabilitas aerodinamis yang hebat.

Sebuah versi dari mereka dijatuhkan dari pesawat dalam Perang Dunia ke-1 dan digunakan oleh Amerika Serikat (AS) dalam Perang Vietnam.

Pada 1970-an, senjata itu memicu kekhawatiran di antara organisasi-organisasi internasional.

Namun, karena hampir tidak digunakan setelah Vietnam, banyak yang melupakan senjata ini.

Nah, tentang penggunaannya dalam perang di Ukraina, Amnesty International mengatakan senjata jenis ini tidak boleh digunakan di wilayah sipil.

Diketahui, pertempuran di Bucha merupakan kecaman paling keras atas tindakan Rusia di Ukraina.

Sebab para pemimpin global mengatakan mereka yakin Rusia telah melakukan kejahatan perang di sana.

Lebih dari 360 warga sipil diketahui telah kehilangan nyawa mereka selama periode yang dihabiskan pasukan Rusia di sana.

Sementara sekitar 260-280 dikubur di kuburan massal oleh penduduk lain, menurut Wakil Walikota Taras Sapravskyi.

Kini, tim forensik sedang mencari bukti bahwa kejahatan perang dilakukan dengan menggali kuburan massal yang berisi mayat warga sipil yang tewas.

Baca Juga: Seisi Eropa Menahan Napas, NATO dan Amerika Kirim Kargo Senjata Senilai Rp11,5 Triliun ke Ukraina, Isinya Dijamin Bisa Bikin Pasukan Rusia Kocar-kacir