Find Us On Social Media :

Dianggap Sebagai Bajak Laut Militer, Inilah Kisah Jenderal China Koxinga yang Berhasil Rebut Pulau Taiwan dari Penjajah Belanda, Bahkan Ingin Enyahkan Spanyol dari Bumi Filipina

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 19 April 2022 | 14:10 WIB

Jenderal Chinga Koxinga, yang merebut kembali Taiwan dari penjajah.

Intisari-Online.com – Terjadi pada 1 Februari 1662, Jenderal China Koxinga merebut Pulau Taiwan setelah pengepungan selama sembilan bulan.

Koxinga (1624-1662) adalah seorang pemimpin militer China yang dianggap sebagai pelopor dan pejuang kemerdekaan.

Namun, ada juga yang menganggapnya sebagai bajak laut militer.

Koxinga lahir di kota pesisir Jepang kecil, dari ibu yang orang Jepang dan ayah orang China.

Saat masih muda, Koxinga menunjukkan kecintaan khusus pada sejarah dan risalah militer yang ditulis oleh ahli teori militer terkenal Sun Tsu dan Wu Chi.

Namun lepas dari studinya, dia mencurahkan waktunya untuk seni anggar, memanah, dan menunggang kuda.

Logis saja, kemampuannya itu membuatnya menjadi pemimpin militer yang  hebat kelak.

Pada tahun 1661, Koxinga mendarat di Taiwan dekat benten gutama Belanda di Anping (dekat Tainan sekarang) dengan kekuatan lebih dari 25.000 orang.

Rencana militer mereka adalah untuk menyerang penjajah Belanda di Formosa Belana.

Suku Aborigin Taiwan yang sebelumnya bersekutu dengan Belanda melawan China selama Pemberontakan Guo Huaiyi tahun 1652, berbalik melawan Belanda selama Pengepungan Benteng Zeelandia dan membelot ke pasukan China Koxinga.

Setelah terjadi pengepungan selama sembilan bulan, garnisun kecil Belanda menyerah dan diizinkan meninggalkan Tainan dengan aman, dan membawa barang-barang pribadi mereka.

Pada 1 Februari 1662, Gubernur Belanda di Formosa, Frederick Coyett, menyerahkan Benteng Zeelandia ke Koxinga.