Berniat Bikin Gigit Jari Rusia Dengan Benar-Benar Hentikan Pembelian Minyak dan Gas Dari Rusia, Tak Disangka Ini Hal Buruk yang Akan Menimpa Eropa Jika Hal Ini Nekat Dilakukan

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi jaringan gas Rusia-Eropa

Intisari-online.com - Eropa siap untuk berhenti membeli minyak Rusia, terlepas dari kenyataan bahwa Moskow adalah pemasok energi terbesar ke benua itu.

Uni Eropa (UE) siap untuk larangan impor minyak Rusia, New York Times melaporkan.

Karena Rusia adalah pemasok minyak terbesar di Eropa, keputusan ini akan memiliki implikasi politik dan ekonomi yang signifikan.

Pejabat Uni Eropa ingin menunggu sampai pemilihan presiden Prancis selesai untuk mengumumkan keputusan secara resmi, New York Times mengungkapkan.

Pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa keputusan, yang akan menyebabkan harga bahan bakar melonjak, jika diumumkan segera, dapat merugikan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Putaran kedua pemilihan presiden Prancis akan berlangsung pada 24 April.

Sebelumnya, Uni Eropa mengumumkan larangan impor batubara Rusia dan pindah untuk berhenti bergantung pada energi Rusia pada tahun 2030.

Saat ini, Eropa belum mempertimbangkan larangan impor gas Rusia, karena Rusia telah memenuhi 40% dari permintaan gas tahunan benua itu.

Baca Juga: Pantas NATO Tetap Tenang Meski Senjata Nuklir Rusia Paling Banyak, Gudang Senjata Nuklir NATO Akhirnya Terungkap, 'Rusia Tidak Bisa Menang!'

Untuk minyak, Eropa kurang bergantung, sekitar 25%. Jerman adalah negara yang membeli minyak Rusia dalam jumlah besar dengan tarif sekitar 30%.

Pejabat Jerman telah memperingatkan bahwa sanksi terhadap minyak dan gas Rusia memiliki efek luas di negara itu.

Jerman adalah mesin ekonomi Eropa dan ekonomi terbesar keempat di dunia.

"Tidak mungkin mengganti pemasok bahan bakar fosil secara tiba-tiba karena akan menimbulkan gangguan yang besar," katanya.

"Pabrik industri modern tidak dapat dihidupkan dan dimatikan seperti sakelar lampu. Konsekuensinya akan terasa jelas, bahkan di luar Jerman," kata Emily Haber, Duta Besar Jerman untuk AS, pada 13 April.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa para pemimpin Barat akan membahayakan negara mereka jika mereka tiba-tiba menghentikan aliran energi Rusia.

"Konsekuensinya bisa sangat menyakitkan, terutama bagi penggagas kebijakan," kata Putin dalam pertemuan dengan para pejabat pada 14 April.

Putin mengatakan bahwa produksi minyak Rusia telah dipengaruhi oleh sanksi Barat dan bahwa Rusia akan membutuhkan jaringan pipa lain untuk menjangkau pelanggan baru di Asia.

Artikel Terkait