Penulis
Intisari-Online.com - Presiden RusiaVladimir Putin akhirnya mengungkapkan misi sebenarnya dari invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari silam.
Pengungkapan tersebut kemudian dikaitkan denganaksi Putin yang puasa berbicara selama seminggu.
Muncul dugaan bahwa keputusan untuk mengungkapkan tujuan sebenarnya Rusia di Ukraina tersebut memang dipikirkan dengan matang-matang oleh Putin dan para petinggi Rusia.
Seperti diketahui, tidak seperti lawannya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang sangat aktif di media, Putin terlihat sangat irit bicara terkait perang Rusia Ukraina.
Saat Zelensky berbicara ke sana kemari demi meminta bantuan baik bantuan kemanusian maupun bantuan militer, Putin lebih banyak memilih diam.
Bahkan, belakangan Putin sampai tidak berbicara sekali pun di depan media selama seminggu.
Penampilan publik terakhir Putin sebelumnya adalah saat dirinya menghadiri pemakaman seorang anggota parelemen nasionalis.
Itu pun tanpa mengucapkan sepatak kata pun terkait Perang Rusia Ukraina.
Berbagai spekulasi pun bermunculan terkait hal ini, termasuk isu bahwa Putin sedang mengidap kanker tiroid.
Namun, akhirnya pada Senin (11/4), Putin akhirnya berbicara di depan media, usai bertemu dengan Kanselir Austria di salah satu kediamannya di luar Moskow.
Dalam momen tersebut, Putin mengatakan bahwa upaya perundingan damai dengan Ukraina telah menemui jalan buntu.
Hal ini, menurut klaim Putin, terjadi karena pihak Kyiv telah menggalkan pembicaraan secara sepihak.
Salah satunya terlihat melalui provokasi yang dilontarkan terkait dengan tragedi Bucha, di mana pihak Ukraina mengklaim tentara Rusia telah melakukan pembantaian keji.
"Kami kembali ke situasi buntu," tutur pemimpin tertinggi Rusia sejak 1999, seperti dikutip Reuters.
Dalam momen tersebut juga untuk pertama kalinya Putin menggunakan istilah "perang" di depan umum terkait invasinya ke Urkaina.
Terkait terhentinya serangan di gerbang Kyiv, Putin berjanji bahwa Rusia akan mencapai semua tujuan mulianya di Ukraina.
Hal ini terungkap saat salah seorang pekerja di badan antariksa Rusia menanyakan tentang berhasil atau tidaknya invasi Rusia.
"Tentu saja. Saya tidak ragu sekalipun!" tutur Putin.
Keberhasilan tersebut, menurut Outin, aka tercapai melalui serangan yang "secara berirama dan tenang".
Di akhir pembicaraan, Putin kemudian mengungkapkan misi utama dan paling strategis dari aksi militernya.
Baginya, tiada yang lebih mulia dari tujuan serangan tersebut selain mengakhiri dominasi AS di dunia.
Putin meyakini bahwa tatanan internasional unipolar yang telah Amerika Serikat bangun selama tiga dekade, setelah Perang Dingin, harus bubar.