Find Us On Social Media :

Pantas Walau Sudah Diberi Peringatan Keras Rusia Bisa Berakhir Tragis Seperti Ukraina, Negara Ini Malah Nekat Gabung NATO, Ternyata Kebrutalan Rusia Ini Jadi Alasannya

By Afif Khoirul M, Selasa, 12 April 2022 | 16:02 WIB

Prajurit Rusia berbaris di sebelah sistem rudal balistik antarbenua Yars selama upacara pengiriman peralatan militer di dekat Moskow untuk mempersiapkan parade Hari Kemenangan di Lapangan Merah.

"Jangan pernah meremehkan kemampuan Finlandia untuk membuat keputusan segera di tengah dunia yang terus berubah," kata Alexander Stubb.

Sebelumnya, pada 3 April, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa Finlandia dan Swedia memiliki "peluang yang menguntungkan" untuk bergabung dengan blok militer dengan cepat.

"Jika Finlandia dan Swedia mendaftar, saya pikir mereka akan disambut hangat oleh 30 anggota NATO," kata Jens Stoltenberg kepada CNN.

"Kami akan menemukan cara untuk membawa mereka ke dalam aliansi dengan cepat jika mereka menginginkannya," tambahnya.

Namun, beberapa ahli percaya bahwa, untuk mendapatkan persetujuan dari 30 negara anggota NATO untuk bergabung, dibutuhkan waktu sekitar 4 bulan hingga 1 tahun bagi Finlandia.

Kali ini disebut "zona abu-abu" dan Rusia dapat ikut campur dalam proses Finlandia bergabung dengan prosedur NATO.

Hal ini juga yang diperingatkan oleh Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto.

"Finlandia akan mencoba menghilangkan ancaman di zona abu-abu," kata Alexander Stubb, menambahkan bahwa dengan potensi militernya yang terhormat, Finlandia tidak akan keberatan dengan kemungkinan intervensi Rusia.

"Kami memiliki 900.000 cadangan. Kami juga dapat memobilisasi 280.000 hingga 300.000 orang untuk bergabung dengan tentara hanya dalam beberapa hari," kata Stubb.

Setuju dengan pernyataan mantan Perdana Menteri Stubb, Joonas Kontta, Anggota Parlemen Finlandia dari Partai Tengah, mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Finlandia telah meningkatkan investasi dalam keamanan nasional.

"Saya dulu berpikir bahwa keanggotaan NATO adalah sesuatu yang tidak kami butuhkan, tetapi kampanye militer Rusia telah mengubah semua itu," kata Joonas Kontta.

Dalam jajak pendapat baru-baru ini oleh kantor berita Yle, hanya enam dari 200 anggota parlemen Finlandia yang disurvei mengatakan mereka menentang gagasan bergabung dengan NATO.