Intisari-Online.com - Beberapa senjata buatan Uni Soviet yang telah diselundupkan ke Ukraina telah diluluhlantakkan oleh rudal hipersonik Rusia.
Senjata yang dimaksud adalah sistem pertahanan udara S-300 yang memiliki kemampuan sangat canggih.
Bahkan AS pun mengakui kecanggihannya sampai-sampai meminta segala upaya para sekutunya untuk dapat mengirimkannya ke Ukraina.
Rudal anti-pesawat tersebut pun akhirnya, melalui segala macam upaya, akhirnya mampu sampai ke tangan militer Ukraina.
Namun, Rusia ternyata telah mendeteksi pengiriman termasuk keberadaan alat buatannya sendiri tersebut.
Mereka pun bergerak cepat dengan mengerahkan salah satu senjata tercanggihnya, rudal hipersonik Kalibr, pada Minggu (10/4/2022).
Bahkan, menurut klaim Rusia seperti dilansir Russian Today (RT), dalam serangan tersebut, terdapat lebih dari 20 orang tentara Ukraina yang turut menjadi korban.
Lalu, bagaimana dengan AS setelah mengetahui senjata yang setengah mati dikirimkannya malah dihancurkan oleh Rusia?
Meski belum ada pernyataan resmi, namun muncul dugaan bahwa AS justru bakal senang mendengar kabal tersebut.
Kok bisa? Simak penjelasannya berikut ini.
Sebelumnya, AS melalui Departemen Luar Negeri mengaku mengindentifikasi negara mana saja yang memiliki akses ke S-300.
S-300 menjadi bagian dari persenjataan warisan anggota NATO dari masa lalu Uni Soviet.
KOMENTAR