Intisari - Online.com - Rusia masih punya banyak pendukung dan negara-negara lain yang membantu mereka menghadapi sanksi yang diberikan dunia atas serangan ke Ukraina.
Salah satunya adalah negara tetangga Indonesia, Thailand.
Dikutip dari Asia Times, Moskow sudah beberapa kali mencoba menyediakan senjata, investasi, turisme dan dukungan diplomasi ke Thailand dan teman-teman Rusia lain di Asia Tenggara, guna menyeimbangkan kerugian Rusia secara internasional karena sanksi yang dipimpin AS atas serangan ke Ukraina.
Keberhasilan terakhir Rusia muncul pada 7 April ketika Bangkok bergabung dengan 57 negara lain dan abstain dari pemungutan suara di Pertemuan Umum PBB ketika mereka menghukum Moskow dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC).
"Thailand ikut berduka atas kematian warga dan sangat khawatir mengenai konflik yang meningkat serta krisis kemanusiaan di Ukraina, dan yakin aksi mendesak diperlukan untuk menangani tuduhan mengenai pelanggaran HAM oleh Rusia selama perang di Ukraina," ujar Dubes Thailand untuk PBB Suriya Chindawongse.
Abstain lainnya datang dari negara-negara Asia Tenggara adalah dari Kamboja, Singapura, Malaysia, dan Indonesia.
Thailand sendiri adalah sekutu non-NATO AS.
Thailand menolak mematuhi permintaan publik yang tidak biasanya ditunjuk oleh 25 Dubes Eropa di Bangkok mengatakan jika pemerintah Thailand seharusnya mengecam invasi tersebut.
"Kami menghargai posisi seimbang pemerintah Kerajaan Thailand," ujar Dubes Rusia di Bangkok Evgeny Tomikhin, membeberkan manuver rumit Kremlin.
"Kami tidak punya ketegangan politik," ujar Tomikhin kepada reporter.
"Kami perlu menjaga keseimbangan," ujar Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-Cha kepada reporter, menjelaskan mengapa ia menolak permintaan mereka.
Secara kebetulan dan juga pada 28 Februari, pejabat pemerintah Thailand di Phuket Island, daerah turis internasional Thailand, menyambut kunjungan oleh Dubes Tomikhin.
KOMENTAR