Find Us On Social Media :

Gawat! Setelah Bombardir Ukraina dengan Rudal, Kini Vladimir Putin Jatuhkan 'Zat Beracun' dari Drone, Efeknya di Seluruh Kota Sungguh Mengerikan

By Mentari DP, Selasa, 12 April 2022 | 19:30 WIB

Pasukan Rusia gunakan senjata kimia dalam perang Rusia dan Ukraina.

Rusia membantah menggunakan senjata kimia atau biologi selama serangannya di Ukraina yang dimulai 24 Februari 2022 kemarin.

Namun kantor berita RIA melaporkan pasukan yang didukung Rusia menganjurkan perang ekstrem ini.

Eduard Basurin, perwakilan dari Milisi Rakyat Republik Rakyat Donetsk, dilaporkan mengatakan akan perlu untuk "beralih ke pasukan kimia" di Mariupol.

"Jika Anda tidak ingin menempatkan sejumlah besar tentara di depan tapi ingin musuh menghadapi kerugian, maka cara ini bisa dilakukan," kata Eduard Basurin.

"Jadi, saya pikir, beralih ke senjata kimia bisa menjadi pilihan."

Saat ini, Mariupol telah menjadi target strategis utama bagi pasukan Rusia sejak awal invasi.

Kota pelabuhan tenggara ini terletak di antara wilayah Donetsk dan Luhansk yang pro-Rusia di timur, dan Krimea yang dianeksasi di selatan.

Merebut kota ini telah menjadi tujuan utama dari serangan Rusia dan telah mengakibatkan penembakan tanpa henti.

Lebih dari 10.000 warga sipil tewas dalam pengepungan Rusia di Mariupol, kata walikota Mariupol Vadym Boychenko.

Walikota Vadym Boychenko mengatakan mayat-mayat itu dibiarkan di jalan. Sehingga jumlah korban tewas bisa lebih dari 20.000.

"Rusia untuk sementara menduduki sebagian kota."

"Tentara Ukraina terus mempertahankan bagian tengah dan selatan kota, serta kawasan industri dan sebagainya," tutupnya.

Baca Juga: Bak Senjata Makan Tuan, Sok-sokan Serang Pakai Asam Nitrat, Pasukan Rusia Malah Kena Batunya Sendiri Gara-gara Hal Ini, Kepulan Asap Langsung Membumbung Tinggi