Find Us On Social Media :

Kerajaan Sriwijaya Mencapai Puncak Kejayaan pada Masa Pemerintahan Raja Ini, Sriwijaya Sampai Disebut Negara Nasional Pertama di Nusantara

By Khaerunisa, Minggu, 10 April 2022 | 09:20 WIB

Ilustrasi Raja Balaputradewa.

Intisari-Online.com - Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa.

Kerajaan maritim dengan corak Buddha ini didirikan pada abad ke-7 oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa di daerah Palembang, Sumatera Selatan.

Dalam prasasti Kedukan Bukit tercatat bahwa tahun 682 masehi menjadi tahun di mana kerajaan ini resmi didirikan.

Sebagai negara maritim, berdirinya Kerajaan Sriwijaya kemudian memberikan pengaruh besar di nusantara.

Kerajaan Sriwijaya tumbuh di tengah ramainya jalur perdagangan melintasi Selat Malaka dengan banyaknya pedagang yang singgah di kota-kota pelabuhan untuk membeli rempah-rempah.

Sementara puncak kejayaan yang dibawa oleh Raja Balaputradewa terjadi 2 abad setelah didirikannya kerajaan ini, tepatnya pada abad ke-9.

Kejayaan kerajaan Sriwijaya di bawah pemerintahan Raja Balaputradewa dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa bidang, seperti bidang maritim, politik, dan ekonomi.

Pengaruh Kerajaan Sriwijaya meluas dari menguasai perdagangan di jalur utama Selat Malaka hingga ke Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Pulau Jawa.

Baca Juga: Menjadi Inspirasi Sosok Dracula, Inilah Vlad The Tempaler, Raja Bengis yang Punya Hobi Menusuk Musuhnya Sebagai Ekekusi Mati, Dikatakan Ada 80.000 Orang Jadi Korbannya

Baca Juga: Jadwal Puasa 2022 Bandung hari Ini 10 April 2022, Simak Berikut Ini

Bahkan Sriwijaya disebut sebagai negara nasional pertama di nusantara sebab wilayahnya begitu luas, hingga meliputi hampir seluruh Indonesia.

Sementara dari segi penyebaran agama, di masa pemerintahan Raja Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya juga menjadi pusat agama Buddha Mahayana di Asia Tenggara.

Dalam catatan seorang pendeta asal Tiongkok bernama I Tsing disebutkan, Sriwijaya pada masa itu menjadi rumah bagi sarjana Budha.

Bahkan Sriwijaya memiliki seorang pendeta terkenal bernama Sakyakirti, yang konon memiliki murid sebanyak 1000 orang.

Raja Balaputradewa juga disebut-sebut menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Benggala dari India yang kala itu dipimpin oleh Raja Dewapala Dewa.

Raja tersebut menghadiahkan sebidang tanah kepada Balaputradewa untuk mendirikan asrama bagi para pelajar dan siswa yang sedang belajar di Nalanda, yang juga menandakan bahwa Balaputradewa memerhatikan ilmu pengetahuan bagi generasi mudanya.

Siapa Raja Balaputradewa yang Membawa Sriwijaya ke Puncak Kejayaannya?

Asal-usul Balaputradewa diperdebatkan, tetapi diyakini ia adalah salah satu dari keturunan Wangsa Syailendra.

Baca Juga: Beruntung Banget Bagi yang Sudah Menerima Vaksin Booster, Ternyata Ini yang Terjadi Jika Penerima Booster Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron Atau Delta

Baca Juga: Dikira Sinyal Perang Dari NATO Pada Rusia, Ternyata Ini Alasan Sistem Rudal S-300 dari Slovakia Mendadak Dipindahkan ke Ukraina

Dalam prasasti Nalanda, disebutkan bahwa Balaputradewa adalah raja besar Kerajaan Sriwijaya yang merupakan cucu seorang raja Jawa bernama Dharanindra.

Ayah Balaputradewa bernama Samaragrawira yang merupakan keturunan Wangsa Syailendra dan ibunya bernama Dewi Tara, putri Sri Dharmasetu dari Wangsa Soma.

Berdasarkan kemiripan nama, seorang filolog Belanda bernama De Casparis menyamakan Samaragrawira dengan Samaratungga, Raja Mataram Kuno (792 – 835 M).

Dikisahkan, sepeninggal Samaratungga, terjadi perang saudara memperebutkan takhta antara Balaputradewa melawan Rakai Pikatan, suami saudarinya, Pramodawardhani.

Balaputradewa mengalami kekalahan dalam perang tersebut, sehingga kemudian menyingkir ke Sumatera.

Tetapi, teori tersebut dibantah oleh filolog Indonesia, Slamet Muljana, karena Samaratungga hanya memiliki seorang anak, yaitu Pramodawardhani.

Disebut, Balaputradewa adalah adik Samaratungga yang meninggalkan Jawa bukan karena kalah perang, tetapi karena memang tidak memiliki hak atas takhta tanah Jawa.

Tetapi, ia memiliki hak sebagai pewaris tahta Sriwijaya dari garis ibu, sehingga akhirnya ia pun menjadi Raja kerajaan Sriwijaya.

Baca Juga: Indonesia Kena Kecam Barat Gara-Gara Tak Keluarkan Rusia dari G20, Media Australia Ini Malah Bongkar Jasa Besar Uni Soviet Pada Indonesia di Masa Lalu dan Hubungan Dengan Ukraina

Baca Juga: Salah Satu Pulau Paling Horor di Dunia, Inilah Pulau Vozrozhdeniya, Menjadi Tempat Pengujian Senjata Biologis Uni Soviet Selama Perang Dingin

(*)