Find Us On Social Media :

Disebut Pakar Ukraina Bukan Satu-satunya, Ternyata Rusia Diprediksi Akan Hancurkan Negara NATO Satu-persatu, Terungkap Ini Tujuannya

By May N, Sabtu, 9 April 2022 | 16:06 WIB

(Ilustrasi) Perang Rusia dan Ukraina - Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky

Intisari - Online.com - Seorang pakar Rusia telah bersikeras perang yang sedang berlangsung tidak boleh berakhir hanya dengan Ukraina.

Pasalnya akan ada lebih banyak negara yang akan diserang Rusia, termasuk tiga negara anggota NATO ini.

Sementara tujuan asli Vladimir Putin di Ukraina tidak tampak jelas bagi Barat (bahkan bagi Rusia), ternyata banyak tujuannya yang gagal di bulan pertama perang sudah diterima secara luas.

Meski begitu, gambaran menunjukkan mendesaknya rezim Moskow untuk menyerang lebih banyak negara dan melanjutkan serangan, melansir Express.

Salah seorang pakar Rusia Nikita Danyuk mengatakan kepada Channel One Rusia pada 8 April kemarin, bahwa "operasi de-Nazifikasi" seharusnya diperluas ke negara-negara NATO.

Pria itu dikutip BBC mengatakan: "Saya mendapatkan kesan bahwa operasi de-Nazifikasi seharusnya terjadi tidak hanya di Ukraina karena apa yang kita lihat sekarang di Baltik adalah penghormatan untuk Nazi."

Hal ini membuat Estonia, Latvia dan Lithuania terancam diserang Rusia.

Ketiga negara pecahan Uni Soviet tersebut adalah anggota NATO.

Jika Rusia menyerang sebuah negara di NATO, ini akan, sesuai dengan Pasal Lima aliansi, menjadi “serangan terhadap mereka semua” dan akan mengikat semua NATO untuk “membantu Partai atau Pihak-pihak yang diserang dengan mengambil segera, secara individu dan bersama-sama dengan pihak lain, tindakan yang dianggap perlu, termasuk penggunaan kekuatan bersenjata, untuk memulihkan dan memelihara keamanan kawasan Atlantik Utara”.

Danyuk mengakui invasi satu atau lebih negara Baltik oleh Rusia "tidak mungkin".

Tetapi saran itu sangat menggugah sejauh mana para pakar Rusia yang menerima airtime mendukung perang dan berharap perang itu berlanjut.

Komentarnya hanyalah contoh terbaru dari propaganda Rusia yang semakin ekstrem dalam beberapa pekan terakhir.