Penulis
Intisari-Online.com- Bulan lalu,Rusiamengatakan akan “secara radikal mengurangi aktivitas militer” di sekitar utara Ukraina, termasuk di dekat Kyiv dan kota Chernihiv, saat pembicaraan damai mengalami kebuntuan.
Alexander Fomin, wakil menteri pertahananRusia, mengatakan isyarat itu adalah untuk "meningkatkan rasa saling percaya, menciptakan kondisi yang tepat untuk negosiasi kesepakatan damai dengan Ukraina".
Tapi ini terjadi setelah Kremlin mengatakan sedang bergerak untuk mengkonsolidasikan cengkeramannya di wilayah Donbas timur.
Sergei Shoigu, menteri pertahanan Rusia, mengatakan "tujuan utama" Rusia sekarang adalah "pembebasan" wilayah tersebut.
Tetapi kemampuan Moskow untuk merayap lebih jauh sepertinya tidak mungkin tanpa menggunakan senjata kimia, kata mantan kepala Unit Senjata Kimia Angkatan Darat Inggris.
Sementara itu melansir Kompas.com, tentara Ukraina bercerita bahwaRusia dan milisi sekutunya sekarang menguasai sekitar 90 persen Luhansk dan lebih dari setengah Donetsk--jantung industri Ukraina di masa lalu.
Asap mengepul melintasi lanskap yang sudah dirusak oleh pertambangan dan pabrik.
Tentara Ukraina telah berperang di sini selama delapan tahun terakhir.
Unit mereka ini termasuk beberapa pasukan yang paling tangguh di negara itu.
Para pejabat Barat mengatakan pasukan Ukraina yang ditempatkan di Donbass adalah unit yang paling terlatih dan punya peralatan lengkap.
Saat serangan Rusia dilancarkan dari utara, timur dan selatan, ada bahaya yang nyata bahwa mereka akan segera dikepung.
Di kawasan itu Ukraina kalah banyak dari Rusia.
Tapi mereka siap bertarung dengan membuat parit-parit pertahanan.
Anatoly, seorang tentara berusia 52 tahun, mengintip melalui periskop dari paritnya untuk melihat posisi Rusia.
Dia mengatakan kepada saya, "Saya melihat orang Rusia, mereka terlihat seperti saya."
Tapi dia siap untuk bertahan. Dia berujar, "Jika mereka mencoba untuk mengambil posisi kami, saya akan membunuh mereka."
"Jika saya tidak membunuh mereka, mereka akan membunuh saya. Ini adalah aturan perang."
Sebagian besar pria yang kami ajak bicara percaya bahwa parit dan pertahanan mereka yang dipersiapkan dengan baik akan memberi keunggulan dalam melawan penjajah.
Andrej, seorang tentara berusia 27 tahun, ditemani oleh anjing peliharaannya, Lucifer, selama berada di parit.
Dia mengatakan kepada saya, "Kami memiliki senjata yang bagus dan pertahanan yang bagus dan jika Rusia menyerang kami di sini, mereka akan kalah."
Pasukan Ukraina itu mengaku telah dipasok dengan senjata-senjata Barat seperti rudal antitank Javelin.
Mereka bersyukur, walau berharap lebih banyak bantuan lagi.
Andrej mengatakan bahwa Presiden Putin adalah seorang "psikopat" tetapi dia juga menambahkan bahwa para tentara Rusia yang tewas "akan menjadi pupuk yang baik untuk tanah".
Mereka tampak lelah bertempur, tetapi semuanya mengaku masih bersemangat tinggi.
(*)