Pantas Sampai Bikin Fitnah Menjijikan Demi Bikin Rusia-Ukraina Tetap Perang, Ternyata AS Lagi Ketiban Pulung Besar Gara-gara Konflik Itu, Puluhan Triliun!

Ade S

Penulis

Ilustrasi Joe Biden bersama anggota militer AS. Amerika Serikat dituduh menyabotase perundingan Rusia dan Ukraina karena tengah meraup untung besar dari konflik tersebut.

Intisari-Online.com -Amerika Serikat dan sekutunya baru saja disebut-sebut tengah berusaha menyabotase perundingan antara Rusia dan Ukraina.

Barat mencoba untuk menggagalkan perundingan tersebut dengan cara menyorot kasus 'pembantaian' di Bucha yang justru diyakini sebagian pihak hanyalah fitnah semata.

Tentu saja langkah sabotase tersebut, jika memang benar terjadi, terasa sangat aneh karena pada dasarnya banyak pihak yang ingin keduanya berdamai.

Hanya saja, belakangan muncul dugaan bahwa sabotase tersebut dilakukan karena AS justru tengah meraup untung besar dari perang Rusia-Ukraina.

Upaya sabotase NATO yang dipimpin oleh AS pertama kali diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.

Salah satu pentolan Moscow tersebut menyebut provokasi dalam bentuk fitnah di Bucha sengaja dimunculkan tepat ketika Rusia dan Ukraina sedang menuju akhir perundingan.

Lebih lanjut,Lavrov menyebut bahwa jika Barat terus memprovokasi dunia, maka bisa saja perundingan yang saat ini berlangsung akan berakhir seperti perjanjian Minsk.

"Hal yang seharusnya disadari sebagai sesuatu yangtidak semestinya terjadi," tutur sang pejabat tinggi, seperti dilansirSputnik.

Padahal, menurut Lavrov, saat ini perundingan yang dimulai sejak Maret lalu tersebut mulai membuahkan hasil yang manis bagi kedua belah pihak.

Moscow bahkan menyebut Kiev kini mulai mau "mengkonfirmasi kebutuhan untuk memastikan status non-nuklir, non-blok Ukraina".

Selain itu, sang menteri juga menyebut bahwa Ukraina kini mengakui bahwa"Masalah Krimea dan Donbass akhirnya terselesaikan".

"Agar kami memiliki kemajuan nyata, bukan hanya sekadar ilusi, kami bersikeras bahwa sinyal yang jelas telah dikirim ke Kiev untuk tidak menyabotase proses," sang menteri menekankan.

"Jika tidak, kami berisiko mengulangi nasib perjanjian Minsk, dan kami tidak akan pernah menyetujui ini."

Menlu kembalimelanjutkan dengan mengatakan bahwa Moscow prihatin dengan keputusan Kiev untuk menuntut ratifikasi kesepakatan damai potensial dan referendum. Menurut Lavrov, ini mungkin mempersulit prosesnya

Pernyataan Lavrov datang ketika media barat, bersama denganpara pejabat Ukraina, terus memicu narasi bahwa Rusia berada di balik pembunuhan massal warga sipil di kota Bucha, Ukraina.

Mereka mengutip rekaman yang menunjukkan mayat berserakan di jalan-jalan kota sebagai bukti.

Namun, rekaman itu justru dipertanyakan, karena banyak pengamat mengatakan bahwa "mayat" bergerak atau bahkan berdiri ketika kamera bergerak melewati mereka.

Moscow mengatakan bahwa tuduhan Bucha adalah "provokasi lain" yang dilakukan terutama oleh media barat dan ditujukan untuk memfitnah Rusia.

Bahkan, karena sangat yakin telah menjadi korban fitnah, Moscow sampai dua kali meminta sidang darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai situasi Bucha, tetapi Inggris (yang saat ini memimpin DK PBB) menolaknya.

Lalu, apa alasan Barat bak seolah terus-menerus menunda perundingan dan membiarkan konflik Rusia-Ukraina terus berlangsung? Jawabannya apa yang sedang dinikmati oleh Amerika Serikat ini.

Amerika Serikat sedang semringah-semringahnya karena bisnis penjualan pesawat tempur mereka kini makin laris seiring dengan munculnya konflik Rusia-Ukraina.

Baru-baru ini, seperti dilansirReuters, AS baru saja mencapai kesepakatan penjualan delapan unit jet tempur F-16 serta belasan rudal termutakhir mereka ke Bulgaria.

Tidak main-main, total uang yang diraup oleh AS melalui kesepakatan ini adalah AS$1,6 miliar atau lebih dari Rp23,9 triliun.

Pembelian tersebut tentu saja dipicu oleh kekhawatiran Bulgaria akan terjadinya konflik perang yang melibatkan negaranya.

Wah, sungguh sebuah 'berkah' di balik musibah, ya.

Baca Juga: 30 Hari Mati-Matian Gempur Ukraina, Siapa Sangka Rusia Justru Berpindah Fokus, Mendadak Pasukan di Kiev Mulai Melunak, Barat Prediksi Niat Asli Rusia Ini

Baca Juga: Habis Sudah Kesabaran Rusia pada Inggris, Rusia Ancam Bakal Serang Pasokan Inggris Jika Terus Kirim Senjata Mematikan ke Ukraina

Artikel Terkait