Find Us On Social Media :

Pantas Sampai Bikin Fitnah Menjijikan Demi Bikin Rusia-Ukraina Tetap Perang, Ternyata AS Lagi Ketiban Pulung Besar Gara-gara Konflik Itu, Puluhan Triliun!

By Ade S, Rabu, 6 April 2022 | 08:26 WIB

Ilustrasi Joe Biden bersama anggota militer AS. Amerika Serikat dituduh menyabotase perundingan Rusia dan Ukraina karena tengah meraup untung besar dari konflik tersebut.

Intisari-Online.com - Amerika Serikat dan sekutunya baru saja disebut-sebut tengah berusaha menyabotase perundingan antara Rusia dan Ukraina.

Barat mencoba untuk menggagalkan perundingan tersebut dengan cara menyorot kasus 'pembantaian' di Bucha yang justru diyakini sebagian pihak hanyalah fitnah semata.

Tentu saja langkah sabotase tersebut, jika memang benar terjadi, terasa sangat aneh karena pada dasarnya banyak pihak yang ingin keduanya berdamai.

Hanya saja, belakangan muncul dugaan bahwa sabotase tersebut dilakukan karena AS justru tengah meraup untung besar dari perang Rusia-Ukraina.

Upaya sabotase NATO yang dipimpin oleh AS pertama kali diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.

Salah satu pentolan Moscow tersebut menyebut provokasi dalam bentuk fitnah di Bucha sengaja dimunculkan tepat ketika Rusia dan Ukraina sedang menuju akhir perundingan.

Lebih lanjut, Lavrov menyebut bahwa jika Barat terus memprovokasi dunia, maka bisa saja perundingan yang saat ini berlangsung akan berakhir seperti perjanjian Minsk.

"Hal yang seharusnya disadari sebagai sesuatu yang tidak semestinya terjadi," tutur sang pejabat tinggi, seperti dilansir Sputnik.

Padahal, menurut Lavrov, saat ini perundingan yang dimulai sejak Maret lalu tersebut mulai membuahkan hasil yang manis bagi kedua belah pihak.

Moscow bahkan menyebut Kiev kini mulai mau "mengkonfirmasi kebutuhan untuk memastikan status non-nuklir, non-blok Ukraina".

Selain itu, sang menteri juga menyebut bahwa Ukraina kini mengakui bahwa "Masalah Krimea dan Donbass akhirnya terselesaikan".

"Agar kami memiliki kemajuan nyata, bukan hanya sekadar ilusi, kami bersikeras bahwa sinyal yang jelas telah dikirim ke Kiev untuk tidak menyabotase proses," sang menteri menekankan.