Find Us On Social Media :

Kisah saat Uni Soviet Mengguyurkan Dana Segar untuk Indonesia hingga Kedekatan Ini Timbulkan Persepsi Bahwa Pemerintah Condong ke 'Kiri'

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 5 April 2022 | 11:34 WIB

PM Uni Soviet Nikita Khrushchev dan Soekarno

Secara perlahan, Indonesia mulai menarik perhatian Soviet.

Hubungan diplomatik kedua negara semakin kuat.

Di tengah gencarnya Perang Dingin, Indonesia tetap bersikukuh tak memihak dan mempertahankan sikap nonbloknya.

Bahkan, Indonesia mempelopori Gerakan Non Blok (GNB) di Beograd, Yugoslavia.

Inilah yang membuat PM Nikita Khrushchev membawa Uni Soviet semakin dekat dengan Indonesia.

Nikita Khrushchev mendukung Indonesia

Pada 1956, setelah Kongres Partai Komunis Uni Soviet yang ke-20, Presiden Soekarno berkunjung ke Uni Soviet.

Sang proklamator mendapatkan sambutan hangat dari PM Nikita Khrushchev.

Keduanya saling bertukar pikiran dan pendapat mengenai kondisi negara masing-masing.

Setelah Soviet menyatakan mendukung Indonesia pada 26 Februari 1960, berbagai kerja sama dilakukan, termasuk membantu angkatan bersenjata Indonesia.

Dana diguyurkan untuk mendukung perekonomian dan pembangunan di Indonesia.

Pada awal 1960, Soekarno mengundang delegasi Pemerintah Uni Soviet untuk berkunjung ke Indonesia.

Khrushchev mengaku sangat senang dan langsung menerima undangan tersebut.

Kedekatan ini sempat menimbulkan persepsi bahwa Pemerintahan Indonesia saat itu condong ke kiri.

(*)