Find Us On Social Media :

Kisah saat Uni Soviet Mengguyurkan Dana Segar untuk Indonesia hingga Kedekatan Ini Timbulkan Persepsi Bahwa Pemerintah Condong ke 'Kiri'

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 5 April 2022 | 11:34 WIB

PM Uni Soviet Nikita Khrushchev dan Soekarno

Intisari-Online.comUni Soviet adalah negara sosialis yang pernah ada di antara tahun 1922-1992 di antara benua Eropa dan Asia.

Uni Soviet menganut sistem politik satu partai yang dipegang oleh Partai Komunis (CPSU) sampai tahun 1990.

Pemimpin pertama dari negara sosialis ini adalah Vladimir Lenin sebelum ia digantikan oleh Josef Stalin pasca kematian Lenin pada tahun 1924.

Melansir Kompas.com, pada 26 Februari 1960, Pemerintah Uni Soviet, melalui Perdana Menteri Nikita Khrushchev mengemukakan kepada publik bahwa Soviet mendukung Indonesia, baik itu pembangunan maupun ekonomi.

Pernyataan ini membawa perubahan bagi hubungan dan kerja sama kedua negara.

Sebelumnya, sebagai negara yang baru merdeka, Indonesia tak begitu dilirik Uni Soviet di masa kepemimpinan Stalin.

Hubungan harmonis kedua negara mulai berkembang ketika usai Perang Dunia II.

Pada 1950, Indonesia dan Uni Soviet menjalin hubungan diplomatik.

Soviet membutuhkan sekutu setelah perang, sedangkan Indonesia berupaya mencari dukungan untuk menghilangkan bekas-bekas penjajahan Belanda.

Dilansir dari Russia Beyond The Headline, Pemerintah Soviet mulai membicarakan Indonesia di tingkat Komite Pusat (Partai Komunis Uni Soviet) pada 1955, ketika penandatanganan Dasasila Bandung (sepuluh poin hasil pertemuan Konferensi Asia-Afrika).

Peristiwa itu menarik seluruh perhatian dunia.

Sejak itu, nama presiden Indonesia, Soekarno, mulai sering muncul di surat-surat kabar Soviet.