Find Us On Social Media :

Nyaris Kecolongan, AS Hampir Berikan Teknologi Pesawat Tempur Canggihnya pada Musuh Bebuyutannya Ini

By Tatik Ariyani, Senin, 4 April 2022 | 09:47 WIB

Jet Tempur Shenyang J-8

Intisari-Online.com - Beberapa tahun terakhir, hubungan China dan Amerika Serikat (AS) memburuk.

Memburuknya hubungan kedua negara termasuk disebabkan oleh asal-usul pandemi Covid-19, perdangan, hak asasi manusia serta tekanan Beijing yang meningkat terhadap Taiwan.

Hubungan kedua negara pun memanas di Laut China Selatan yang disengketakan hingga beberapa kali dikhawatirkan akan memicu perang.

Terlepas dari hubungan AS dan China yang buruk saat ini, siapa sangka kedua negara dulunya sempat akrab bahkan AS hampir memberikan teknologi canggih jet-nya pada China.

Pada tahun 1979, AS akhirnya memberikan pengakuan diplomatik penuh kepada China, yang menjadi dasar untuk periode singkat kerja sama pertahanan AS-China.

China mulai membeli senjata dari perusahaan AS, dengan persetujuan resmi Departemen Luar Negeri.

Melansir The EurAsian Times, Minggu (3/4/2022), Beijing melihat peluang dalam hal ini untuk memanfaatkan keahlian teknologi AS untuk program pesawat tempur J-8 generasi ketiga yang telah dimulai pada awal 1960-an tetapi terhambat oleh gejolak domestik dan kurangnya pengetahuan teknis, yang membahayakan kebutuhan operasional Angkatan Udara PLA (PLAAF).

Pada akhir 1950-an, negara-negara Barat mulai mengembangkan pembom strategis dan pesawat pengintai generasi berikutnya, bersenjata nuklir, penetrasi dalam dengan kemampuan yang jauh melebihi pesawat tempur paling canggih yang dimiliki PLAAF.

Baca Juga: Pantang Mengemis Seperti Zelensky, Taiwan Pilih Bersabar 3 Dekade Demi Bangun 'Perisai Pelindung' Sendiri, China pun Kini Gentar untuk Menyerangnya

Baca Juga: Rusia dan Ukraina yang Berperang, Tetapi China Malah Mengaku Rugi Besar Gara-gara Perang Tersebut, Memang Apa Dampaknya bagi China

Oleh karena itu, militer China membutuhkan pesawat tempur pencegat kinerja tinggi baru yang dapat terbang dengan kecepatan maksimum 2,2 Mach, mencapai ketinggian layanan lebih dari 20.000 meter, mencapai tingkat pendakian permukaan laut 200 m/s, dan mencapai pertempuran radius 750 hingga 1.000 km.

Pada tahun 1964, Shenyang Aircraft Design Institute (601 Institute) mengusulkan versi J-7 bertenaga turbojet bermesin ganda yang ditingkatkan – salinan China dari MiG-21 Fishbed yang dirancang Soviet – yang akhirnya disetujui oleh PLA pada tahun 1965.