Penulis
Intisari-Online.com - Konferensi Asia Afrika mendasari pembentukan organisasi bernama apa?
Pada April 1955, Indonesia menjadi tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Asia Afrika (KAA) merupakan konferensi tingkat tinggi yang diadakan oleh negara-negara dari Asia dan Afrika.
Pertemuan tersebut begitu bersejarah, pasalnya saat itu, belum pernah para pemimpin dari begitu banyak negara non-Barat berkumpul bersama untuk membuat tujuan bersama.
Sebanyak 29 pemimpin dari Asia Afrika hadir dalam pertemuan tersebut.
Delegasi dari dua puluh sembilan negara di Asia dan Afrika berkumpul di Bandung membahas tantangan umum yang dihadapi negara mereka dalam menjelajahi dunia pascakolonial.
Diselenggarakannya KAA dilatarbelakangi oleh kekhawatiran negara-negara Asia-Afrika, terutama yang baru merdeka, atas ketegangan yang terjadi antara kubu AS dan Uni Soviet setelah Perang Dunia II berakhir.
Setelah Perang Dunia II berakhir, kemudian berlangsung persaingan ideologi antara AS dan Uni Soviet dalam memperebutkan pengaruh negara-negara lain atau yang dikenal sebagai Perang Dingin.
Baca Juga: Inilah Latar Belakang dan Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949
Selain itu, kekhawatiran juga berasal dari pengembangan senjata nuklir, penjajahan di Asia dan Afrika, hingga PBB yang bekerja lambat dalam menyelesaikan berbagai persoalan dunia.
Indonesia bersama empat negara lainnya (Srilanka, Myanmar, Pakistan, dan India) memprakarsai diselenggarakannya pertemuan ini, di mana Indonesia kemudian menjadi tuan rumahnya.
Konferensi Asia Afrika berlangsung antara tanggal 18 April hingga 24 April 1955.
Pada 18 April 1955, KAA berlangsung di Gedung Merdeka Bandung mulai jam 09.00 WIB dengan pidato pembukaan oleh Presiden Soekarno.
Sidang-sidang selanjutnya dipimpin oleh Ketua Konferensi PM RI Ali Sastroamidjojo.
KAA menghasilkan Dasasila Bandung, yang juga memuat prinsip-prinsip Piagam PBB dan Lima Prinsip Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India.
Berdasarkan prinsip yang disepakati pada Konferensi Bandung 1955 itulah, sebuah organisasi bernama Gerakan Non-Blok (GNB) didirikan.
GNB didirikan pada 1961 di Beograd, SR, Serbia, Yugoslavia. Apa itu Gerakan Non-Blok?
Baca Juga: Mengapa Sriwijaya Dapat Dianggap sebagai Kerajaan Nusantara Pertama? Jelaskan Selengkapnya
GNB atau Non-Aligned Movement adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari 100 negara negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun.
Tujuan utama dari GNB adalah guna mengupayakan hak untuk menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas negara anggota.
GNB menentang adanya apartheid (sistem pemisahan ras) serta tidak memihak pakta militer manapun.
Gerakan ini juga menolak segala macam bentuk imperialisme dan kolonialisme, serta mendukung pelucutan senjata, dan tidak mencampuri urusan negara lain.
GNB dideklarasikan secara resmi pada KTT I di Yugoslavia tanggal 1 - 6 September 1961.
Selain Konferensi Asia Afrika, ada sejumlah pertemuan lain yang memiliki peran menuju Deklarasi GNB tersebut.
Di antaranya Pertemuan di Kolombo pada 28 April - 2 Mei 1954, Pertemuan di Bogor pada 29 Desember 1954, dan Pertemuan di Kairo pada 5 - 12 Juni 1961.
Pertemuan di Kairo menghasilkan lima kriteria keanggotaan GNB. Kemudian, Dasasila Bandung dan lima kriteria keanggotaan tersebut dijadikan dasar setiap pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT Non-Blok yang dihadiri para kepala negara anggota.
(*)