Advertorial
Intisari-Online.com - Kaisar Chenghua atau Kaisar Xianzong merupakan kaisar ke-8 dari Dinasti Ming yang memerintah antara tahun 1464 sampai 1487.
Dia dikenal sebagai salah satu raja paling luar biasa dari Dinasti Ming yang mengembangkan kekaisaran dan membawa kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya.
Chenghua yang lahir sebagai Zhu Jianshen, diangkat menjadi kaisar saat berusia 17 tahun selepas ayahnya, Zhu Qizhen, meninggal.
Tetapi, hal pertama yang ingin dia lakukan setelah diangkat menjadi kaisar justru menimbulkan kontroversi.
Chenghua ingin mencalonkan seorang pengasuh yang merawatnya sejak kecil, Wan Zhener, sebagai ratunya.
Keinginan Kaisar Chenghua juga mendapat tentangan keras dari Ibu Suri.
Bukan hanya dia adalah seorang pelayan istana, tetapi juga karena usianya yang terpaut jauh dari Sang Kaisar.
Kaisar Chenghua dan Wan Zhener terpaut usia 17 tahun.
Meski akhirnya Kaisar Chenghua 'menyerah' untuk menjadikan pengasuhnya sebagai ratu dan menempatkan Wan Zhener sebagai selirnya, tetapi selama hidupnya wanita ini memiliki 'tempat' yang istimewa.
Tak ada yang bisa mengalahkan Wan Zhener di hati Kaisar Chenghua, bahkan hal ini pada akhirnya membuat istri-istrinya cemburu hingga tunduk pada selir favoritnya itu.
Inilah Wan Zhener, selir favorit Kaisar Chenghua yang terkenal dalam sejarah Tiongkok.
Wan Gufei, atau Selir Kaisar Wan (1428-1487), lahir sebagai Wan Zhen'er, kadang-kadang dikenal sebagai Selir Wan atau Nyonya Wan merupakan permaisuri favorit Kaisar Chenghua.
Pertemuan pertamanya dengan Kaisar Chenghua adalah ketika dia dikirim oleh nenek Sang Kaisar, Janda Permaisuri Sun, untuk menjadi pengasuhnya.
Saat itu, dia berusia 19 tahun, sementara Kaisar Chenghua masih yang masih menjadi putra mahkota berusia 2 tahun.
Setelah menjadi pengasuh putra mahkota, masa-masa sulit dilaluinya bersama calon kaisar tersebut.
Bahkan, ketika Chenghua kecil dipenjara dan diisolasi oleh pamannya sendiri, Kaisar Zhu Qiyu (1428 — 1457), dihormati sebagai Kaisar Jingtai atau Kaisar Jingdi dari Ming.
Sekitar tahun 1450, Kaisar Zhu Qiyu bersikeras tidak ingin mengembalikan tahta kepada kakaknya, Xhu Qizhen, ayah Chenghua, yang telah kembali setelah ditangkap oleh Oriats Mongol.
Zhu Qizhen dipenjara di sebuah istana yang jauh. Sementara Chenghua yang berusia 5 tahun dihapuskan gelarnya dan menjadi pangeran biasa.
Chenghua juga dipenjara dan diisolasi di sebuah istana yang sangat kecil dan diawasi secara ketat oleh mata-mata kaisar pamannya.
Dia telah mengalami beberapa momen hidup dan mati, bahkan tidak bisa bertemu dengan orangtua maupun neneknya.
Saat itu, dia hanya memiliki pelayan Wan, yang merawat dan melindungi pangeran kecil ini dengan sangat baik.
Begitulah hubungan Kaisar Chenghua dan pengasuhnya, Wan Zhener.
Hingga akhirnya ketika Chenghua berusia 10 tahun, ayahnya naik takhta kembali melalui kudeta dan menominasikannya sebagai putra mahkota lagi.
Tidak ada yang tahu persis kapan Chenghua jatuh cinta pada Wan. Hanya saja, kecintaannya pada wanita ini ditunjukkan ketika ia langsung menominasikannya sebagai ratu begitu ia diangkat sebagai kaisar.
Baca Juga: Cara Hitung Neptu Weton; 4 Neptu Weton Ini Diramalkan Disukai Banyak Orang
Menjadi selir favorit kaisar, beberapa gosip mengatakan bahwa Wan Zhener membunuh bayi-bayi kaisar yang lahir dari ratu dan selir lainnya karena cemburu.
Mendapat tentangan keras untuk menjadikan Wan Zhener ratu, Kaisar Chenghua akhirnya menikahi beberapa wanita lainnya, sementara Wan Zhener menjadi selir.
Wanita pertama yang menjadi ratu kaisar Chenghua adalah Wu, seorang gadis bangsawan, muda, dan cantik yang dipilihkan orang tuanya untuknya.
Begitu menikah, Wu sangat kesal karena diabaikan oleh Sang Kaisar. Dan segera setelah pernikahan mereka, Wu menghukum Wan karena telah berperilaku tidak sopan.
Hal itu membuat Kaisar Chenghua marah besar, hingga mengarang kejahatan yang tidak pernah dilakukan Wu dan keluarganya, kemudian segera menghapus Wu.
Selanjutnya, gadis anggun lain bernama Wang dinominasikan sebagai ratu.
Karena dia sudah tahu betapa Kaisar mencintai Wan, dia berperilaku cukup rendah hati dan patuh kepada Wan.
Setelah itu, Wan berhasil menjadi ratu yang dihormati dan dikenal ratu sejati di istana kerajaan.
Baca Juga: Apa Saja Peran Indonesia di ASEAN? Termasuk Salah Satu Pendiri Organisasi Ini
Ketika dia berusia 19 tahun, Wan melahirkan bayi laki-laki pertamanya, tetapi anak laki-laki ini meninggal beberapa bulan kemudian.
Sementara ketika selir kekaisaran lainnya memiliki putra kedua kaisar, anak itu meninggal hanya beberapa bulan setelah dicalonkan sebagai putra mahkota.
Setelah itu, tidak ada yang melahirkan bayi bagi kaisar, sampai dia berusia 29 tahun dan seorang putra 'rahasia' dari luar istana muncul.
Secara kebetulan, setelah bocah itu muncul, kaisar memiliki 17 anak dalam 11 tahun terakhirnya.
Dikisahkan,setelah kehadiran putra mahkota, Wan masih berusaha menggantikannya tetapi gagal. Kemudian dia 'menyerah' dan berhenti mempengaruhi politik.
Selir Wan sendiri menghabiskan sisa hidupnya dengan damai di istana kerajaan sampai dia meninggal ketika dia berusia 57 tahun.
Tidak ada bukti nyata yang menunjukkan bahwa Wan melakukan pembunuhan itu, tetapi dalam beberapa novel sejarah, dia digambarkan sebagai permaisuri yang cemburu, jahat, mewah, dan kuat.
Sementara mendengar kematian Wan, Kaisar Chenghua menjadi sangat sedih dan sakit, bahkan memberi tahu orang lain bahwa dia akan segera meninggalkan dunia. Beberapa bulan kemudian, dia benar-benar meninggal dunia.
(*)