Find Us On Social Media :

Hubungan Putin dan Stafnya Memburuk? Inggris dan AS Sebut Presiden Rusia Disesatkan Penasihatnya Sendiri

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 2 April 2022 | 16:35 WIB

(Ilustrasi) Vladimir Putin - Konflik Ukraina vs Rusia

Intisari-Online.com - Pentagon menyebut Rusia kemungkinan sedang memosisikan ulang beberapa pasukannya di sekitar ibu kota Ukraina, Kyiv, untuk mengirim mereka ke wilayah Donbass di Ukraina timur.

Juru Bicara Pentagon John Kirby juga mengatakan bahwa Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah memutuskan untuk mempertahankan elemen Divisi Lintas Udara ke-82 di Eropa untuk sementara waktu bersama dengan kelompok penyerang kapal induk di Mediterania.

Rusia telah memindahkan sejumlah kecil, mungkin 20 persen pasukannya dari sekitar Kyiv setelah gagal merebut kota itu, yang terus menjadi sasaran serangan udara Rusia,” kata Kirby.

Dia menyampaikan, tidak jelas ke mana pasukan Rusia itu akan pergi, untuk berapa lama, dan untuk tujuan apa.

Tetapi, Pentagon tidak melihat indikasi bahwa mereka akan dipulangkan.

Melansir Kompas.com, juru bicara Pentagon mengatakan penilaian terbaik adalah bahwa pasukan Rusia akan ditempatkan kembali, mungkin ke Belarus, untuk dipasang dan dipasok kembali di tempat lain di Ukraina.

Dia mencatat bahwa Rusia telah mengatakan pihaknya berencana untuk memprioritaskan kembali operasinya di wilayah Donbass.

Sementara itu, Kremlin pada Kamis (31/3/2022) membantah klaim Amerika Serikat (AS) dan Inggris bahwa penasihat Presiden Vladimir Putin takut memberikan gambaran yang benar tentang operasi militer Rusia di Ukraina.

Baca Juga: Pantas Buru-buru Bikin Fitnah Keji ke Orang-orang Dalam Putin, Pejabat Gedung Putih Ini Terungkap Ingin AS 'Cuci Tangan' Soal Ukraina, Ogah Beri Jaminan Ini

 Baca Juga: Bak 'Aji Mumpung' Usai Berhasil 'Kompori' Zelensky dan Bikin Ukraina Banjir Darah, Biden Buru-buru Ambil Kebijakan Bersejarah Ini, Sampai Pecahkan Rekor

Putin melancarkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari dengan berdalih menindak "genosida" penutur bahasa Rusia di sana, dan menuduh negara pro-Barat itu memiliki hubungan dekat dengan NATO.

"Ini menunjukkan bahwa baik Kementerian Luar Negeri maupun Pentagon tidak memiliki informasi nyata tentang apa yang terjadi di Kremlin," kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov, kepada wartawan.