Find Us On Social Media :

Bikin Mao Zedong Tergila-gila hingga Ceraikan Istrinya yang Sedang Sakit, Begini Nasib Tragis Jiang Qing yang Kejam Setelah Sang Suami Meninggal

By Tatik Ariyani, Jumat, 1 April 2022 | 15:09 WIB

Jiang Qing dan Mao Zedong

Intisari-Online.com - Madam Mao atau Jiang Qing (1914-1991) sering ditunjuk sebagai salah satu wanita paling jahat dalam sejarah Tiongkok karena perannya selama Revolusi Kebudayaan.

Deng Xiaoping pernah memanggilnya "wanita yang sangat jahat, sangat jahat".

Jiang memainkan peran penting selama tahun-tahun Mao Zedong, pendiri Republik Rakyat China, saat Jiang menikah dengannya.

Jiang bahkan memengaruhi kebijakan Mao Zedong, terutama yang berkaitan dengan seni dan budaya.

Melansir Whats on Weibo, Jiang Qing bertemu Mao Zedong ketika dia pergi ke Yan'an pada tahun 1937.

Dia adalah seorang aktris di teater sayap kiri, dan telah menikah dan bercerai dua kali sebelumnya.

Jiang segera mulai hidup bersama dengan Mao Zedong.

Hubungan Jiang dan Mao jadi sasaran kritik karena demi menikahi Jian Qing, Mao harus menceraikan istri ketiganya Ho Zizhen, veteran Ch'ang Cheng atau Long March yang menempuh jarak 9.600 kilometer di tengah perang saudara antara kubu nasionalis dan komunis pada 1927.

Baca Juga: 'Kasta' Rendah Hanya Diizinkan Memakan Lengan dan Paha, Inilah Kisah Saat Pengawal Merah Mao Zedong Lakukan 'Perjamuan' Daging Manusia

Baca Juga: Ide Gila Diktator Uni Soviet Joseph Stalin, Kerahkan Ilmuwannya untuk Lakukan Hal Menjijikkan dengan Kotoran Manusia Ini, Apa Tujuannya?

Perempuan yang harum namanya itu dipegat saat terbaring sakit di rumah sakit Moskow.

Partai Komunis tak memberikan restu, tapi Mao bersikeras.

Pernikahan akhirnya terjadi pada 1939, dengan syarat, Jian Qing harus menjauh dari politik.

Meskipun Jiang awalnya menjaga jarak dalam masalah politik, dia secara bertahap menjadi lebih berpengaruh dan terlibat selama tahun 1950-an.

Jiang Qing memperkuat posisi Mao Zedong (dan posisinya sendiri) dengan memastikan bahwa semua orang berpengaruh di pemerintahan dan unit kerja setia kepada Mao dan dirinya.

Jiang melenyapkan orang-orang yang diduga tidak setia kepada Mao.

Dia segera mengumpulkan sekelompok pendukung di sekelilingnya, dan fokus pada penghancuran musuh-musuhnya.

Pada tahun 1968, anak-anak musuhnya Zhou Enlai disiksa dan dibunuh.

Baca Juga: Terancam Oleh 100.000 Anggota Geng Kriminal, Negara Paling Kriminal Ini Umumkan Situasai Darurat Alami Krisis Kejahatan, Pembunuhan Merajalela Sampai Pemerintah Lakukan Ini di Penjara

Baca Juga: Bukan Anggota NATO, Langit Swedia Tiba-tiba Dihampiri Jet Rusia yang Diduga Bersenjata Nuklir, Ada Apa?

Saat kesehatan Mao menurun, pengaruhnya semakin besar.

Bersama dengan Yao Wenyuan, Wang Hongwen dan Zhang Chunqiao, Jiang membentuk Kelompok Empat (Gang of Four).

Kelompok Empat secara efektif mengatur kekuasaan di Partai Komunis Tiongkok pada akhir masa Revolusi Kebudayaan.

Kedekatan yang amat sangat dengan Mao memungkinkan mereka berbicara, juga memerintah, atas namanya.

Setelah kematian Mao, Kelompok itu segera digulingkan.

Kelompok Empat dituduh "menganiaya sampai mati" sekitar 34.800 orang selama Revolusi Kebudayaan dan telah "membingkai dan menganiaya" 729.511 orang lainnya selama tahun-tahun mereka berkuasa.

Melansir History.com, pada akir 1960-an, Revolusi Kebudayaan memudar, begitu pula dengan eksistensi Madam Mao.

Peruntungan Jiang Qing turut lenyap bersama kematian Mao Zedong pada 1976. Jing bahkan jadi pesakitan.

Sepanjang persidangan, yang dimulai pada 2 November 1980, Jiang bersikeras bahwa dirinya tak bersalah.

Jiang menyatakan bahwa Mao telah mendukungnya dan bahwa dia hanya mematuhi kehendaknya (Spence 1990, 680-681; Kristof 1991).

Meskipun Jiang pada awalnya dijatuhi hukuman mati, dia kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Dia bunuh diri pada usia 77 tahun 1991.