Setelah kematian Ahmed I, Kosem mengorganisir naiknya saudara laki-lakinya, yaitu Mustafa I.
Dengan naiknya Mustafa I ke takhta, maka dia mampu mencegah putra sulung Ahmed I, Osman, menjadi Sultan.
Sebenarnya Mustafa I mengalami sakit jiwa, maka melalui dia, Kosem mampu menjalankan kekuasaan di negara bagian.
Namun, kekuasaan Kosem tidak bertahan lama karena Mustafa digunlingkan tiga bulan kemudian pada Februari 1618, lalu Osman kemudian menjadi Sultan.
Di bawah pemerintahannya sampai 1623, Kosem dikirim kembali ke Istana Lama dan tetap di bawah pengawasannya.
Pada tahun 1623, Osman digulingkan dan putra Kosem, Murad menjadi Sultan.
Lalu Kosem sekarang menjadi ibu suri di Kekaisaran Ottoman.
Dia memerintah sebagai bupati selama sepuluh tahun, dan selama masa pemerintahannya, terjadi serangkaian pemberontakan terhadap pemerintah.
Dia menghabiskan usahanya untuk melindungi dinasti.
Ketika Murad cukup dewasa untuk mengambil alih otoritas penuh Sultan, dia melepaskan kabupaten.