Penulis
Intisari-Online.com -Agrippina merupakan cicit dari Augustus, cicit sepupu dari Tiberius (cucu dari Drusus), saudara perempuan Caligula, istri Claudius, dan ibu dari Nero.
Agrippina juga menikmati pengaruh yang besar seperti kerabat laki-lakinya.
Menurut sejarawan abad pertama Tacitus, Agrippina "mewariskan kepada keturunannya kisah hidupnya dan kemalangan keluarganya".
Sayangnya, tulisan-tulisan Agrippina —dan perspektifnya yang autentik— telah hilang.
Sebagian besar yang diketahui tentang Agrippina berasal dari sumber-sumber kedua yang ditulis setelah kematiannya.
Banyak sejarawan kontemporer mengutuknya karena melanggar struktur patriarki Roma dengan ambisi blak-blakannya.
Banyak juga yang menyalahkan Agrippina atas tindakan putranya, Nero.
Agrippina memiliki ambisi besar untuk menjadikan Nero menjadi Kaisar Romawi dengan menempuh berbagai jalan untuk mewujudkannya.
Agrippina mulai membuat gelombang ketika saudara laki-lakinya Caligula menjadi kaisar pada tahun 37 Masehi.
Sebuah koin yang dicetak dengan patung Caligula di bagian depan menampilkan tiga saudara perempuannya di bagian belakang.
Kaisar baru Caligula menghujani ketiga saudara perempuannya dengan kehormatan, memasukkan mereka ke dalam doa-doa resmi, dan bahkan meminta para konsul menyimpulkan proposal mereka ke Senat dengan formula "Keberuntungan dan nasib baik hadir di Gaius Caesar dan saudara-saudara perempuannya."
Agrippina tumbuh populer selama ini. Pada usia 22 tahun, Agrippina melahirkan anak kandung satu-satunya, Lucius Domitius Ahenobarbus, yang kemudian lebih dikenal sebagai Nero.
Saat Caligula kembali sehat setelah sakit parah, sang kaisar memulai pembersihan berdarah untuk menghilangkan saingan-saingannya.
Agrippina, yang diduga bersekongkol dalam rencana untuk menggulingkan saudara laki-lakinya itu, dituduh melakukan tindakan tidak bermoral dan diasingkan ke Kepulauan Pontine.
Setahun kemudian, pembunuhan Caligula melepaskan gelombang kekacauan baru sebelum paman dari pihak ayah Agrippina, Claudius, mengambil alih takhta kaisar pada Januari 41 Masehi.
Penguasa baru Roma tersebut menghapus hukuman yang dijatuhkan pada keponakannya dan mengizinkannya kembali ke Roma.
Pada bulan yang sama, Agrippina menjadi janda setelah Ahenobarbus meninggal.
Claudius mengatur perjodohan Aggrippina dengan seorang pria kaya yang memiliki hubungan baik, Crispus, yang telah menjabat dua kali sebagai konsul.
Pernikahan itu berlangsung sampai kematian Crispus pada tahun 47, yang membuat Agrippina menjadi janda yang sangat kaya.
Desas-desus menyebar bahwa Agrippina telah menyebabkan kematian suaminya setelah dia menamai dirinya sebagai ahli warisnya.
Setahun kemudian, Claudius menjadi duda dan mulai mencari istri baru.
Meskipun Agrippina adalah keponakan kandungnya, silsilah nenek moyangnya yang kental dengan darah kekaisaran membuatnya menjadi calon istri yang kuat.
Sejarawan Romawi mengaitkan pilihan Claudius dengan manipulasi. Tacitus menulis bahwa "Rayuan Agrippina sangat membantu. Sering mengunjungi pamannya. . . dia tergoda untuk memberinya preferensi."
Pernikahan antara Claudius dan Agrippina dirayakan pada tahun 49 Masehi.
Dengan keterampilan dan kebijaksanaan dia menjalin hubungan dekat dengan Senat, memberlakukan ketertiban dan moderasi di pengadilan, dan bekerja bersama suaminya dalam masalah kekaisaran.
Agrippina mendapatkan gelar Augusta dan, dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, sang permaisuri akan muncul berdiri di samping kaisar di depan umum.
Agrippina tahu bahwa jalan menuju kekuasaan untuk putranya tidak mudah mengingat Claudius sudah memiliki seorang putra kandung, meskipun lebih muda, bernama Britannicus.
Agrippina tahu bahwa penting untuk menetapkan dalam pikiran orang-orang bahwa Nero, dan bukan Britannicus, adalah penerus takhta yang jelas. Agrippina bekerja di belakang layar untuk memastikan hasil ini.
Agrippina membuat syarat pernikahannya dengan Claudius, bahwa Nero akan menikahi Octavia, putri bungsu Claudius.
Nero muncul di depan umum dengan pasangan kekaisaran dan dihujani dengan komisi dan kehormatan.
Sebagai langkah terakhir, Nero menjadi putra angkat kaisar yang sah.
Nero pun dipastikan unggul atas putra bungsu Claudius, Britannicus.
Kesehatan Claudius umumnya buruk dan kematian secara alami akan sangat masuk akal.
Meski begitu, banyak yang menyalahkan Agrippina atas kematian sang kaisar pada tahun 54 Masehi.
Segera setelah kematian Claudius, Agrippina bertindak cepat.
Hanya dalam beberapa jam, Nero yang masih remaja telah diakui sebagai kaisar oleh tentara dan Senat.
Pengaruh Agrippina dan rasa terima kasih Nero kemudian berkurang seiring waktu.
Para penasihat Nero, Seneca dan Burrus, yang telah ditunjuk oleh Agrippina, sekarang memegang kekuasaan-kekuasan yang baru ditemukan dan menggunakannya untuk mengesampingkan Agrippina.
Agrippina mencoba untuk terus memengaruhi putranya, tetapi tidak berhasil. Dia menikmati popularitas di awal pemerintahan Nero, tetapi belakngan mulai memudar.
Ketegangan keluarga kemudian meningkat karena politik dan pilihan teman Nero.
Ketegangan yang sudah tak tertahankan antara ibu dan anak itu diperparah ketika Nero membunuh Britannicus.
Dalam waktu satu tahun setelah Nero menjadi kaisar, Agrippina diperintahkan untuk meninggalkan kediaman kekaisaran dan pindah ke sebuah perkebunan di Misenum.
Dia telah diusir dari lingkaran kekuasaan, tetapi dia tidak aman dari putranya.
Nero mencoba menenggelamkan Agrippina dengan menyabotase perahunya, tetapi dia selamat.
Karena rencana pertamanya gagal, Nero kemudian mengirim pembunuh ke vila tempat Agrippina berlindung dan membunuhnya di sana pada 59 Masehi.
Tidak ada upacara pemakaman. Untuk menutupi pembunuhan sang ibu, Nero dan penasihatnya membuat cerita sampul misoginis dan menghubungkan berbagai kejahatan pada Agrippina.
Reputasi Agrippina hancur berantakan, dan ulang tahunnya akan digolongkan sebagai hari yang tidak menguntungkan.