Pada usia 15 tahun, Aurangzeb membuktikan dirinya menjadi pemimpin pasukan militer pada tahun 1633. Dia mendapat komando pasukan 10.000 kavaleri dan 4.000 infanteri.
Untuk menarik hati orang-orang, Aurangzeb, yang seorang Muslim, melihat kesempatannya untuk mengumpulkan umat beriman di belakangnya.
Aurangzeb yang licik juga merekrut adiknya Murad, meyakinkannya bahwa bersama-sama mereka bisa menghilangkan Dara dan Shuja dan menempatkan Murad di atas takhta.
Padahal dia ingin memerintah sendiri. Pada akhirnya, ketiga saudara lainnya berhasil dia eksekusi.
Ketika memimpin Kekaisaran Mughal, dia mempraktikkan versi Islam yang jauh lebih ortodoks, bahkan fundamentalis.
Baik Muslim dan Hindu dilarang bernyanyi, bermain alat musik, atau menari.
Aurangzeb juga memerintahkan penghancuran kuil-kuil Hindu, meskipun jumlah pastinya tidak diketahui.
Estimasi berkisar dari di bawah 100 hingga puluhan ribu. Selain itu, ia memerintahkan perbudakan misionaris Kristen.
Aurangzeb memperluas aturan Mughal baik utara maupun selatan.
Dia tidak ragu untuk menyiksa dan membunuh para tahanan perang, tahanan politik, dan siapa pun yang dianggapnya tidak Islami.