Intisari - Online.com - Presiden Rusia Vladimir Putin telah membandingkan upaya oleh para elit Barat untuk mempersenjatai "cancel culture" melawan komposer dan penulis terkenal dari Rusia dengan pembakaran buku Nazi.
Barat melakukan ini merespon serangan militer Rusia ke Ukraina.
"Hari ini, mereka mencoba membatalkan seluruh negara kami yang berusia 1000 tahun, orang-orang kami," ujar Putin pada Jumat lalu dalam sebuah pertemuan virtual dengan penerima penghargaan presidensial untuk pencapaian seni dan literasi, melansir RT.
Presiden tanpa ampun menyebut apa yang ia sebut "diskriminasi bertumbuh untuk semua yang terhubung dengan Rusia" di beberapa negara Barat.
Ia menambahkan bahwa proses itu "ditoleransi dan terkadang didorong oleh pihak yang berkuasa."
"Yang disebut 'cancel culture' telah menjadi 'pembatalan budaya'. Komposer Tchaikovsky, Shostakovich, dan Rachmaninoff dihapus dari program konser. Para penulis Rusia dan buku-buku mereka juga dilarang. Upaya serupa untuk menghancurkan literasi yang tidak diinginkan dilakukan terakhir kali oleh Nazi di Jerman hampir 90 tahun lalu.
"Kami mengingatnya dengan baik dari rekaman pembakaran buku di alun-alun kota," ujar Putin, merujuk pada pembakaran buku oleh penulis-penulis Yahudi dan karya mereka lainnya oleh rezim Adolf Hitler pada 1930-an.
"Sulit membayangkan hal serupa terjadi di negara kami."
Beberapa institusi Barat melakukan aksi terhadap karya Rusia merespon serangan militer Moskow di Ukraina.
Orkestra Cardiff Philharmonic di Wales menghapus karya terkenal Overture tahun 1812 karya komposer Rusia Pyotr Tchaikovsky, yang merayakan pertahanan sukses Rusia melawan Napoleon, dari program mereka.