200 Tentara Ukraina Dirawat, Rusia Tuding AS Beri Obat Ilegal ke Prajurit Ukraina dan Mengambil Contoh Kasus di Indonesia Ini

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Ilustrasi) Vladimir Putin - Konflik Ukraina vs Rusia

Intisari-Online.com -Kepala Pasukan Perlindungan Radiasi, Kimia, dan Biologi Rusia Igor Kirillov mengatakan Amerika Serikat telah menguji obat-obatan yang belum disetujui di AS dan Kanada pada prajurit Ukraina.

"Saya ingin mencatat bahwa pekerjaan seperti itu dilarang di AS dan dilakukan oleh Kementerian Pertahanan (AS) di luar negeri," kata Kirillov, dikutip dari Kantor Berita Rusia, TASS, Kamis (24/3/2022).

Kirillov menjelaskan, menurut data yang dipublikasikan di media Bulgaria, sekitar 20 tentara Ukraina tewas dan 200 lainnya dirawat di rumah sakit selama eksperimen di laboratorium Kharkov saja.

"Kami telah menyebutkan studi yang merupakan bagian dari proyek UP-8, yang melibatkan lebih dari 4.000 orang," tambah dia.

Melansir Kompas.com, Kirillov mengatakan bahwa pendekatan yang tidak dapat diterima seperti itu, dengan persetujuan diam-diam dari pemerintah AS, merupakan bisnis biasa bagi perusahaan farmasi besar.

“Dengan demikian, pemerintah Indonesia pada 2010 menghentikan kegiatan US Navy Medical Center di Jakarta karena banyak pelanggaran,” kata dia.

"Pekerjaan yang dilakukan Amerika di fasilitas ini melangkah di luar program penelitian yang disepakati, karena mereka melakukan pengambilan sampel biologis dan menolak memberi tahu pemerintah Indonesia tentang hasil yang dicapai," ujar Kirillov.

Kirillov mencatat bahwa bahan yang mereka terima digunakan untuk kepentingan perusahaan farmasi yang berafiliasi dengan Pentagon, Gilead, yang menguji obatnya di negara-negara yang mencakup Ukraina dan Georgia.

Baca Juga: Bak Pinang Dibelah Dua, Raja Inggris dan Kaisar Rusia Ini Sering Dianggap Anak Kembar, Ternyata 'Duo Putri Denmark' Inilah yang Jadi 'Biang Keladinya'

Baca Juga: Jadi Negara Gagal Meski Punya Minyak Melimpah, Negara Miskin Ini Bak Ketiban Durian Runtuh, Disebut-sebut Akan Jadi 'Raja Minyak Dunia' Setelah Dibantu AS Gara-gara Perang Rusia-Ukraina

"Saya ingin menarik perhatian Anda pada fakta bahwa jumlah laboratorium biologi di AS tidak dapat dibandingkan dengan negara lain," kata Kirillov.

"Menurut Kementerian Luar Negeri China, mereka (AS) mengendalikan 336 laboratorium di 30 negara di luar yurisdiksi nasional," tuding dia.

Menurut Kirillov, Kementerian Pertahanan Rusia percaya bahwa informasi yang masuk membuat perlu untuk mencari klarifikasi dari Washington, sebagai bagian dari penyelidikan internasional, mengenai tujuan sebenarnya yang dikejar oleh laboratorium bio AS.

Sebelumnya, Pemerintah Rusia pada Minggu (6/3/2022), menyatakan bahwa bukti program biologis militer yang dikembangkan di Ukraina dan dibiayai Amerika Serikat (AS) telah terungkap selama operasi khusus Rusia di negara itu.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, mengatakan angkatan bersenjata Rusia menemukan bukti adanya program biologis militer yang sedang dilaksanakan di Ukraina dan didanai oleh Kementerian Pertahanan AS.

"Kami telah menerima dokumentasi dari karyawan biolaboratorium Ukraina yang memerintahkan pemusnahan darurat patogen berbahaya seperti pes (plague), antraks, tularemia, kolera, dan penyakit mematikan lainnya pada 24 Februari," kata dia, dikutip dariAnadolu Agency(AA).

"Saya tidak akan berbicara tentang intelijen, tetapi Rusia akan menanggung akibat yang besar jika mereka menggunakan bahan kimia," kata Biden saat mengumumkan serangkaian sanksi baru terhadap Moskwa, dikutip dariAFP.

Atas permintaan Rusia, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat pada Jumat (11/3/2022) mengenai dugaan pembuatan senjata biologis di Ukraina.

Baca Juga: Gelagapan saat Tahu Indonesia 'Keukeuh' Undang Rusia ke G20, Joe Biden Tiba-tiba Ajukan Syarat yang 'Mengada-ada', Benar-benar 'Tukang Bikin Aturan Sendiri'

Baca Juga: Gunakan Rudal Canggih Bastion-P, Barat Ungkap Alasan Rusia Jadi Makin Sering Gunakan Senjata Canggihnya untuk Serang Militer Ukraina

(*)

Artikel Terkait