Find Us On Social Media :

Ini Alasan Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut Sebagai Kerajaan Maritim

By Mentari DP, Jumat, 25 Maret 2022 | 19:30 WIB

Alasan mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim?

Intisari-Online.com - Tahukah Anda alasan mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim?

Kerajaan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan bercorak Buddha yang diperkirakan terletak di Muara Sungai Musi, Sumatera.

Kira-kira, kerajaan ini muncul pada abad ke-7, lebih tepatnya pada 683 M.

Bisa dibilang, Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan terbesar kedua di Nusantara setelah Kerajaan Majapahit.

Namun kerajaan yang satu ini juga disebut sebagai kerajaan maritim.

Mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim? Apa alasannya?

Dilansir dari kompas.com pada Jumat (25/3/2022), kerajaan maritim adalah sebutan untuk sebuah kerajaan yang terletak di pesisir pantai.

Lebih dari itu, kerajaan ini juga memiliki kegiatan yang berkaitan dengan laut.

Di antaranya perikanan, perdagangan, dan pelayaran.

Dan Kerajaan Sriwijaya memiliki itu semua.

Tapi inilah alasan mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim.

Pertama, letaknya yang strategis.

Kerajaan yang satu ini memang  terletak di tepi Sungai Musi atau sekitar Kota Palembang, Sumatera Selatan. 

Seperti yang kita tahu, Sungai Musi merupakan daerah lintasan pelayaran dan perdagangan internasional. 

Hal inilah yang memberi keuntungan kepada Kerajaan Sriwijaya.

Dengan lokasinya yang strategis, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan.

Tidak hanya di Nusantara tapi juga di Asia Tenggara.

Kedua, angkatan lautnya.

Salah satu alasan besar mengapa Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan karena mereka bisa menjamin keamanannya.

Itu semua berkat angkatan laut Kerajaan Sriwijaya yang begitu kuat.

Karena tahu betapa pentingnya jalur pelayaran dan perdagangan ini, maka pihak kerajaan berusaha keras untuk mengatasi setiap gangguan.

Mereka pun mengontrol setiap kapal dengan ketat. Lalu juga mengawasainya di setiap pangkalan.

Tak hanya itu, Kerajaan Sriwijaya juga memungut biaya cukai. 

Tujuannya untuk mencegah terjadinya pelanggaran laut di wilayah kekuasaannya.

Ketiga, menjalin hubungan luar negeri.

Menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara, tentu saja membuat Kerajaan Sriwijaya berkesempatan menjalin hubungan luar negeri.

Bahkan sanking berpengaruhnya kerajaan ini, Kerajaan Sriwijaya sering  melakukan transaski perdagangan dengan para saudagar dari China, Arab, hingga Persia.

Dengan jalinan hubungan itu, maka beberapa bangsa asing yang datang ke Sriwijaya membawa banyak barang dagangan.

Misalnya rempah-rempah, gading, perak, emas, kapur barus, mutiara, hingga kayu.

Itulah alasan mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim.