Ketiga, menjalin hubungan luar negeri.
Menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara, tentu saja membuat Kerajaan Sriwijaya berkesempatan menjalin hubungan luar negeri.
Bahkan sanking berpengaruhnya kerajaan ini, Kerajaan Sriwijaya sering melakukan transaski perdagangan dengan para saudagar dari China, Arab, hingga Persia.
Dengan jalinan hubungan itu, maka beberapa bangsa asing yang datang ke Sriwijaya membawa banyak barang dagangan.
Misalnya rempah-rempah, gading, perak, emas, kapur barus, mutiara, hingga kayu.
Itulah alasan mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim.