'Kasta' Rendah Hanya Diizinkan Memakan Lengan dan Paha, Inilah Kisah Saat Pengawal Merah Mao Zedong Lakukan 'Perjamuan' Daging Manusia

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Oline.com- Pada tahun 1958,Mao Zedong membuat program 'Lompatan Jauh ke Depan,' sebuah kampanye untuk mengubahChina menjadi pusat kekuatan industri.

Hasilnya adalah bencana: lebih dari 50 juta orang meninggal selama Kelaparan Besar China dan puluhan ribu lainnya mengalami bencana.

Dengan demikian Mao Zedong terpaksa mengakui kegagalannya pada tahun 1962 dan mengundurkan diri dari kursi kepresidenan, tetapi ia mempertahankan kepemimpinan Partai Komunis.

MaoZedong segera merencanakan supremasi kembali.

Pada 16 Mei 1966, dia secara terbuka menuduh beberapa pemimpin tinggi sebagai "revisionis kontra-revolusioner" yang berencana untuk melemahkan Partainya dari dalam.

Segera setelah itu, Mao memberikan restunya kepada Pengawal Merah untuk menentang siapa pun yang dicurigai tidak setia dan yang mengusir pembangkang.

Di seluruh negeri, pemberontakan kekerasan terjadi.

“Sesi Perjuangan” menjadi bentuk hukuman yang populer di mana anggota Partai Komunis Tiongkok secara terbuka mempermalukan dan menyiksa para pembangkang atau lawan.

Baca Juga: Sama-Sama Berlandaskan Komunis, Terkuak Inilah Pembicaraan Petinggi PKI dengan Presiden China Mau Zedong, Ribuan Senapan hingga Bom Nuklir Ditawarkan China ke Indonesia

Baca Juga: Menewaskan 137 Nyawa: Kisah Pembantaian Guangxi, Saat Pengawal Merah Mao Zedong Lakukan 'Perjamuan' dengan Menyaijkan Daging Manusia

Tetapi sesi-sesi ini berubah menjadi sangat kejam, dan di beberapa daerah, berubah menjadi tindakan memakan sesama manusia.

Sementara kanibalisme telah terjadi di China selama Kelaparan Besar, pada akhir 1960-an, persediaan makanan sebenarnya cukup.

Oleh karena itu, kanibalisme disebabkan karena kebencian politik.

MelansirAll that's Interesting, konon tindakan paling brutal terjadi di Kabupaten Wuxuan, di mana para pejabat memakan hati, dan alat kelamin musuh atau korbannya.

Praktik mengerikan itu dimulai pada tahun 1968 ketika para siswa di Sekolah Menengah Wuxuan memukuli guru geografi mereka sampai mati dan membawa tubuhnya ke tepi Sungai Qian.

Di sana mereka memaksa guru lain untuk memotong jantung dan hatinya.

Sekembalinya di sekolah, para siswa memasak dan memakan organ.

Pejabat senior juga dilaporkan turut ikut dalam “perjamuan daging,” memesan jantung dan hati lawan mereka untuk direbus dengan rempah-rempah dan daging babi.

Baca Juga: Digadang-gadang Sebagai Orang Terkuat di China SetelahMao Zedong, MendadakXi Jinping TerancamDilengserkan dari Jabatannya, Rupanya Masalah Ini Jadi Pemicunya

Baca Juga: 'Manajemen Kebiadaban' Jadi Buku Teks Perlawanan Kelompok Islam, Taktik Perang Mao Zedong Disebut Jadi Inspirasi Taliban Menguasai Afghanistan

Warga negara berpangkat lebih rendah “hanya diizinkan untuk memakan lengan dan paha korban.”

Seorang anggota Partai Komunis, bernama Wang Wenliu, dikenal sebagai memakan alat kelamin laki-laki atau mengawetkannya dalam minuman keras.

Setelah dia dipromosikan, Beijing mengetahui kebiasaan berdarahnya dan mempertanyakan mengapa dia tidak dikeluarkan dari Partai.

Penyelidikan selanjutnya mengungkap bahwa dia, pada kenyataannya, hanya makan daging dan hati.

Pangkatnya kemudian dicopot, tetapi diizinkan untuk tetap bekerja di Partai.

Kemudian pada Mei 1968, sebuah pemberontakan yang sangat kejam di Partai Komunis melihat seorang ketua dikerumuni dan dipotong-potong, dengan kepala dan tulang kakinya digantung di lapangan umum.

Militan Pengawal Merah kemudian melihat saudaranya, memukulinya dengan keras, dan mendorongnya ke dalam lubang saluran pembuangan.

Di sana mereka memotong jantung dan hatinya saat dia masih hidup.

Baca Juga: 'Mereka Memakan Mayat Anak Mereka Sendiri', Kisah Praktik Kanibalisme China di Era Awal Komunisme, Dipicu 'Perintah Sepele' Mao Zedong Terhadap Burung Pipit

Baca Juga: Sekarang Berambisi Kuasai Dunia, Siapa Sangka China Miliki Sejarah Suram, Kanibalisme Mengganas, Orang Rela Memakan Keluarga Sendiri

Yang lain dengan cepat melucuti daging tubuhnya, dan tulangnya dibuang ke sungai.

Selama hampir satu dekade, warga Guangxi diganggu oleh “pemenggalan kepala, pemukulan, penguburan hidup-hidup, rajam, penenggelaman, perebusan, pembantaian berkelompok, pengeluaran isi perut, penggalian jantung, hati, alat kelamin, pemotongan daging, meledakkan dengan dinamit, dan banyak lagi.”

Jumlah resmi orang yang dikonsumsi di seluruh wilayah adalah 137, tetapi jumlah kematian sebenarnya kemungkinan ratusan lebih.

Baca Juga: Praktik Spionase 'Gila' Uni Soviet, Para Ilmuwannya Harus Lakukan Hal Menjijikkan Ini untuk Mengetahui Psikologi Mao Zedong

Baca Juga: 'Warga China Terbiasa dengan Sosok Arafat di TV Mereka dengan Sorban Khasnya' Kala Persahabatan Indah Palestina-China Bisa Beri Palestina Senjata-senjata Mematikan untuk Lawan Israel

(*)

Artikel Terkait