Penulis
Intisari-Online.com -China kini menjadi negara besar dengan ekonomi dan teknologi yang berkembang.
Namun, siapa sangka China memiliki sejarah yang mengerikan tentang kanibalisme.
Pemimpin China Mao Zedong, memutuskan sudah saatnya untuk "Lompatan Jauh ke Depan", dan memaksa orang-orang menekuni bidang pertanian setelah revolusi dan memerintah China selama delapan tahun, pada tahun 1958.
Alih-alih maju dan sejahtera, ketidakmampuan, bencana lingkungan, dan teror negara, membuka jalan bagi kanibalisme.
Kanibalisme tersebut digambarkan terjadi "dalam skala yang belum pernah ada sebelumnya dalam sejarah abad ke-20".
Dilansir The Sun, masa ini diibaratkan Mao memerintahkan semua burung pipit untuk dibunuh karena mereka makan terlalu banyak biji-bijian. Namun, burung-burung itu memakan belalang.
Dan begitu mereka musnah, serangga pemakan biji-bijian meledak dan melucuti semua tanaman.
Tindakan tak beradab ini juga dipicu karena kelaparan.
Baca Juga: Inggris Tiba-tiba Kerahkan Dua Kapal Perang di Perairan Asia Secara Permanen, Untuk Hadapi China?
Sebanyak 38 juta orang mati kelaparan.
Jumlah itu merupakan 450 kali jumlah orang yang terbunuh oleh bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki pada akhir Perang Dunia Kedua.
Penulis Yang Jisheng mengatakan, bagaimana dia mengumpulkan kesaksian tentang kanibalisme untuk buku yang berjudul "Tombstone", yang dilarang di China.
Yang mengatakan, "Orang-orang memakan mayat dan berjuang untuk mayat-mayat itu. Mereka memakan anak-anak mereka sendiri."
Awalnya, Yang tidak percaya itu terjadi.
Namun, ketika dia mewawancarai orang-orang, dia menemukan bagaimana tetangga yang kelaparan memakan tetangganya, orang tua memakan anak-anak mereka, dan sebaliknya.
Lebih parah lagi, massa perampok mendobrak masuk ke rumah-rumah dan membunuh orang-orang di dalamnya untuk diambil dagingnya.
Yang menulis: "Orang-orang memakan mayat dan berjuang untuk mayat.
"Di Gansu mereka membunuh orang luar, yakni orang asing lewat yang lewat, dan memakannya. Mereka juga memakan anak-anak mereka sendiri. Mengerikan. Terlalu mengerikan," tulisnya.
Hal serupa juga ditemukan Sejarawan Zhou Xun yang menemukan satu desa di ujung barat daya di kabupaten Shizhu Sichuan, antara tahun 1959 dan awal 1961.
Di situlah, tim investigasi Komite Partai Provinsi menemukan 18 penduduk desa di brigade Wawu distrik Qiaotou telah memakan mayat.
Zhou menulis: "Seorang wanita tua bernama Luo Wenxiu adalah orang pertama yang mulai memakan daging manusia."
"Itu terjadi pada 20 Desember 1960. Setelah seluruh keluarga yang terdiri dari tujuh orang meninggal. Luo menggali tubuh gadis tiga tahun bernama Ma Fahui."
"Dia mengiris daging gadis itu dan membumbuinya dengan cabai sebelum dikukus dan dimakan."
Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan Radio Free Asia, aktivis hak asasi veteran yang berbasis di AS Harry Wu dari Laogai Research Foundation, menceritakan bagaimana pengalamannya membuatnya yakin bahwa kanibalisme memang terjadi dalam skala besar.
Dia berkata: "Baru-baru ini, saya telah menerima artikel lain. Ini adalah dokumen resmi yang dikirim untuk diteruskan ke kantor di provinsi Gansu."
"Ini menunjukkan kepada Anda, waktu dan unit kerja di pedesaan tempat orang-orang itu berada, beserta nama-nama yang terlibat, siapa yang mereka makan, dan bagaimana mereka memakannya."
"Contohnya yang satu ini: Ma Waiyou, dari komune Maiji, desa Xinmin. Status: petani biasa. Dia makan Chen Zaxi. Hubungan: pasangan. Dia makan istrinya sendiri. Dia menggali tubuhnya dan memasaknya.'"
"Ini yang lain: Yang Wenyi dan Yuan Shuying dari desa Houxiyan bersama total delapan orang, menggali tubuh seorang anak, memasak dan memakannya," ujar Wu, memberi contoh kengerian dalam data yang benar-benar tercatat.