Find Us On Social Media :

Adakan Pembicaraan Telepon di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Inilah 5 Alasan Mengapa Pembicaraan Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping Bisa Bermanfaat Hentikan Perang

By May N, Sabtu, 19 Maret 2022 | 09:19 WIB

Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Presiden China Xi Jinping (kanan)

2. China dapat menyediakan berbagai macam bantuan untuk Rusia

Para pejabat AS tidak percaya China akan bersedia menyediakan bantuan besar-besaran untuk Rusia seperti tank atau jet.

Alih-alih, pejabat mengatakan mereka yakin China akan mengirim bantuan lebih kecil seperti makanan, amunisi, suku cadang atau peralatan pengawasan -- jika China memang akan mengirim sesuatu.

Pejabat mengatakan masih mungkin China membantu Rusia mengalahkan sanksi Barat melalui bantuan finansial, meskipun kemungkinannya kecil China bisa benar-benar mengabaikan dampak sanksi Eropa dan AS.

Baca Juga: Seisi Dunia Menahan Napas, Belum Kelar Perang Rusia dan Ukraina, Mendadak Korea Utara, Iran, dan China Siap Luncurkan Rudal Nuklir Hari Ini, Ada Apa Lagi?

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Saja Belum Kelar, Negara Tetangga Indonesia Ini Sudah Siapkan Skenario Bergabung dengan AS Untuk Gempur China, Negeri Panda Langsung Beri Peringatan Begini

Pada pembicaraan mereka, Biden berharap dia memperjelas kepada Xi kerugian membantu perang yang dimulai Rusia entah melalui bantuan militer atau finansial.

Diperkirakan bahwa Xi akan mengamankan periode ketiga yang bersejarah dalam Kongres Nasional Partai Komunis China ke-20 di Beijing musim gugur ini.

Selama tahun yang penting itu, pakar barat yakin Xi akan sebagian menyadari risiko ekonomi yang didapat dari sanksi kedua.

Namun masih ada debat berjalan di dalam pemerintahan AS mengenai apa langkah yang tepat untuk membuat China menolak membantu Rusia.

Pemerintahan Biden telah menolak untuk mendiskusikan secara terbuka apa pilihan-pilihan yang mereka pertimbangkan, tapi mereka sudah memperingatkan akan ada konsekuensi bagi China jika mereka mendukung Rusia.

3. AS harus menangani kemitraan "darah dingin" antara Rusia dan China