Situasinya Digambarkan Bak Perang Dunia II Terungkap Pemandangan Neraka yang Terjadi di Eropa Akibat Perang Rusia-Ukraina

Khaerunisa

Penulis

Jumlah pengungsi Ukraina terus meningkat dengan cepat. Kondisi tersebut kini digambarkan seperti Perang Dunia II.

Intisari-Online.com - Akibat perang Rusia-Ukraina, banyak orang terpaksa mengungsi dari Ukraina.

Jumlah pengungsi Ukraina terus meningkat dengan cepat. Kondisi tersebut kini digambarkan seperti Perang Dunia II.

Melansir 24h.com.vn (14/3/2022), Filippo Grandi, Komisaris Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR), mengatakan pada 13 Maret bahwa jumlah orang Ukraina yang meninggalkan negara itu masih meningkat, membentuk "krisis pengungsi tercepat di Eropa sejak setelah Perang Dunia II".

Statistik pengungsi PBB terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 2,5 juta orang Ukraina telah meninggalkan negara itu sejak Moskow meluncurkan kampanye militer di sana.

Sementara banyak orang yang tidak dapat meninggalkan negara tersebut memilih untuk mengungsi ke daerah dengan risiko konflik yang rendah atau tidak ada konflik.

Grandi mengatakan kepada radio France Inter bahwa jumlah orang yang meninggalkan Ukraina "mengkhawatirkan".

Komisioner UNHCR khawatir bahwa banyak pengungsi gelombang kedua terpaksa pergi karena pertempuran telah menyebar ke tempat tinggal mereka.

Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang tanpa kerabat atau kenalan di luar negeri dan sumber daya ekonomi yang sangat terbatas dan "rentan".

Baca Juga: 'Kami Gila, Kami Lelah, Mengapa Orang Ukraina Terus Membantai Kami?', Kisah Pedih para Pengungsi di Donbass, Ungkap Bengisnya Rezim Zelensky Kepada Mereka

Baca Juga: Retak dan Terbuka, ‘Batu Pembunuh’ Jepang Kuno Berisi Roh Jahat yang Jelma Jadi Seorang Wanita Cantik dan Berencana Bunuh Kaisar Terperangkap di Dalamnya Lebih dari 1.000 Tahun Lalu

Negara-negara Eropa telah mencatat peningkatan yang stabil dalam jumlah pengungsi karena pertempuran di Ukraina kini berlanjut ke minggu ketiga.

Jumlahnya bervariasi dari satu negara ke negara lain.

Sebagian besar pengungsi yang meninggalkan Ukraina adalah wanita dan anak-anak, sementara pria Ukraina berusia 18-60 tahun dilarang pergi setelah pemerintah Ukraina memberlakukan darurat militer.

Beberapa negara yang menjadi tujuan para pengungsi dari Ukraina yaitu seperti Polandia, Hongaria, Slovakia, Moldova, Rumania, Jerman, Amerika Serikat (AS), Kanada, dan sejumlah negara lainnya.

Menurut data UNHCR, Polandia adalah negara yang paling banyak menerima pengungsi Ukraina. Pada 12 Maret, jumlah pengungsi Ukraina yang tiba di Polandia lebih dari 1,6 juta.

Berbagi perbatasan dengan Ukraina di barat laut, Polandia menjadi perhentian pertama yang dipikirkan banyak orang Ukraina.

Selain Polandia, negara-negara tetangga Ukraina di barat dan selatan juga menerima pengungsi Ukraina dalam jumlah besar.

Sejak Rusia meluncurkan kampanye militernya ke Ukraina, lebih dari 245.000 warga Ukraina mengungsi ke Hongaria, dibandingkan dengan lebih dari 195.000 di Slovakia, menurut angka UNHCR per 12 Maret.

Baca Juga: Bak Disambar Petir Bertubi-tubi, Usai Sanksinya 'Dilepeh' oleh Putin, Kini AS Kudu Pasrah Dollar Diganti Mata Uang Lain untuk Transaksi Minyak, Hegemoninya Makin Pudar

Moldova dan Rumania juga menerima sekitar 278.000 dan 173.000 masing-masing selama dua minggu.

Sementara di Jerman, hampir 123.000 orang Ukraina telah mengajukan suaka pada 14 Maret, menurut Kementerian Dalam Negeri Jerman.

Namun, jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi karena kurangnya kontrol di perbatasan Jerman dan Polandia.

Seorang menteri Prancis mengatakan pekan lalu bahwa pengungsi Ukraina juga telah tiba di negara tersebut.

CNN mengutip Kementerian Dalam Negeri Prancis yang mengatakan bahwa hampir 7.000 pengungsi Ukraina telah tiba di Prancis sejak konflik Rusia-Ukraina pecah.

Di seluruh Eropa, negara-negara termasuk Inggris, Austria, Kroasia, Estonia, Irlandia, Italia, Yunani, Belanda, Portugal, Swedia, semuanya mencatat ribuan orang Ukraina tiba untuk berlindung.

Kemudian, AS dan Kanada telah menyatakan dukungan untuk Ukraina dan berjanji untuk membantu para pengungsinya.

Kanada mengumumkan akhir pekan lalu bahwa mereka akan mempercepat pemrosesan aplikasi oleh warga Ukraina untuk status penduduk tetap sementara serta aplikasi reunifikasi keluarga.

Sementara Wakil Presiden AS Kamala Harris berjanji untuk membantu menangani gelombang besar migran dari Ukraina dan mengatakan AS siap untuk menerima lebih banyak orang Ukraina.

Baca Juga: Mirip Presiden Soekarno? Mengapa Warganet Indonesia Cenderung Berpihak pada Rusia dan Mengagumi Sosok Vladimir Putin sang Mantan Intel KGB Ini

(*)

Artikel Terkait