Find Us On Social Media :

Salah Kaprah Sebut Ukraina Kalah Telak dari Rusia, Sniper Ini Justru Bocorkan Kondisi Ukraina Sebenarnya, Sampai Gunakan Cara Berperang Kelompok Radikal Ini

By Mentari DP, Selasa, 15 Maret 2022 | 13:30 WIB

Perang Rusia dan Ukraina.

Intisari-Online.com - Perang Rusia dan Ukraina sudah terjadi selama 20 hari lamanya.

Awalnya, banyak negara yang berpikir perang Rusia dan Ukraina akan berakhir dalam waktu beberapa hari.

Alasannya perbedaan militer yang besar antara militer Rusia dan militer Ukraina.

Namun siapa sangka militer Ukraina mampu menahan gempuran pasukan Rusia dari udara dan darat.

Shane Matthews, seorang veteran penembak jitu asal Inggris yang bertempur di Ukraina, menyampaikan beberapa hal.

Shane Matthews yang juga bertempur di Afghanistan dan Irak, mengatakan bahwa tentara Ukraina berperang "seperti Taliban dengan steroid".

Dia saat ini berada di Kyiv, membantu membentengi kota dan melatih warga sipil.

"Artileri Ukraina benar-benar memukul Rusia ketika saya sedang memberikan salah satu pelatihan," kata Matthews seperti dilansir dari express.co.uk pada Selasa (15/3/2022).

Baca Juga: Rencana Rahasia Vladimir Putin Terbongkar, Terkuak Inilah 4 Wilayah Ukraina yang Disebut-seut Sebagai Incaran Rusia

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Memanas, Semboyan 'Merdeka atau Mati' Diserukan Anak-anak Muda Ukraina saat Tentara Rusia Bombardir Ukraina, Ngaku Terinspirasi Sumpah Pemuda Indonesia

"Rupanya Rusia tidak memiliki posisi bertahan di Irpin."

"Sehingga orang-orang Ukraina benar-benar menyerang mereka."

Dia juga menyangkal bahwa Kyiv akan runtuh. Bahkan sebaliknya.

"Semua pasukan Rusia yang menuju Irpin berhasil diatasi."

"Mereka melumpuhkan konvoi militer, membentengi kota. Dengan begini saya bisa mengatakan bahwa runtuhnya kota tidak akan terjadi.

"Taktik gaya gerilya yang digunakan oleh Ukraina adalah sesuatu yang tidak bisa Anda lawan."

"Itu seperti Taliban dengan steroid."

Sejauh ini, pasukan Rusia gagal menguasai Kyiv, meskipun mereka memiliki keunggulan militer.

"Mereka memang tanpa pandang bulu menembaki setiap target di kota ini dan dunia bisa melihatnya."

"Ini jelas adalah genosida. Mereka melakukan kejahatan perang."

Baca Juga: Bakal Mengguncang Dunia Jika Rusia Terbangkan Pesawat Ini, Terungkap Senjata Mematikan Rusia dengan Kecepatan 1.349 Mph Ini Membawa 12 Rudal Nuklir

Baca Juga: Namanya Bak Legenda di Medan Perang, Sniper Paling Mematikan di Dunia Sudah Tiba di Ukraina, Rekor Membunuhnya Langsung Bikin Pasukan Rusia Ketar-ketir

Ribuan sukarelawan dari seluruh dunia, termasuk beberapa dari Inggris, telah bergabung dengan upaya perang Ukraina sebagai bagian dari pasukan asing.

Selama akhir pekan, pejuang Barat yang berbasis di Ukraina menjadi sasaran serangan rudal Rusia di pusat pelatihan NATO.

Delapan rudal jelajah Rusia menghantam Pusat Internasional untuk Penjaga Perdamaian dan Keamanan di Yavoriv, ​​hanya 10 mil dari Polandia - negara anggota NATO.

Ledakan itu menewaskan sedikitnya 35 orang dan melukai 134 lainnya.

Kolonel Anton Mironovich, direktur urusan publik di Akademi Tentara Nasional di Lviv dan orang yang ditunjuk untuk pejuang asing mengatakan: "Semua legiuner aman. Tidak ada yang terbunuh, tidak ada yang terluka!"

Namun, Kementerian Pertahanan Rusia merilis pernyataan yang mengatakan bahwa 180 tentara bayaran asing telah tewas.

Tapi itu dibantah oleh juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Markiyan Lubkivsky.

Dia malah menyebutnya itu sebagai "propaganda Rusia".

Baca Juga: Makin Gila dan Tak Terkendali, Usai Menghujani Seluruh Ukraina dengan Rudal, Siapa Sangka Ini Rencana Vladimir Putin Sesungguhnya, Serangan Berlanjut ke Wilayah Ini

Baca Juga: Tak Heran Amerika Sampai Rela Memelas pada Mantan Musuhnya Ini, Rupanya Sanksi yang Dijatuhkan ke Rusia Bisa Bikin Dunia Alami Kekacauan Ini