Tak lama setelah saudaranya, Geta dibunuh, Caracalla menjadi satu-satunya Kaisar Romawi.
Orang-orang yang tinggal di provinsi timur Kekaisaran Romawi mungkin berharap Caracalla tak pernah kembali lagi mengunjungi mereka, terutama orang-orang Alexandria di Mesir.
Mereka menganggap Caracalla sebagai kaisar yang bukan saja kejam, tapi ia dianggap tidak waras.
Ketika orang-orang di kota pelabuhan penting Mesir ini melihat Caracalla berlabuh, mereka mengejeknya.
Cemoohan dilontarkan setelah Caracalla membunuh saudaranya Geta untuk mendapatkan kekuasaan mutlak.
Awal kedatangan Caracalla ke Alexandria, kawasan Timur yang dikuasai Romawi, bertujuan untuk mempersiapkan perang atas Persia, berubah menjadi mencekam.
Ejekan dan cemoohan yang ditujukan kepadanya tidak pernah ia anggap enteng.
Caracalla menyeru pada pasukannya untuk menjarah dan membunuh semua orang yang mengejeknya.
Ia telah membunuh rakyatnya sendiri sebelum perang dimulai melawan Persia.
Tentu, perilaku Caracalla yang tempramental dan sadis, membuatnya dibenci dan memiliki banyak musuh, bahkan di dalam kekaisarannya sendiri.
Benar saja, 4 hari menjelang hari berbahagianya (ulang tahun), Caracalla ditikam sampai mati oleh tentaranya sendiri.
Tentara tersebut bernama Justin Martialis yang menolak untuk menyerahkan jabatannya sebagai Centurion di Angkatan Darat Romawi.
Ia lebih memilih membunuh kaisarnya yang ia benci.
Caracalla akhirnya wafat pada tanggal 8 April 217 M, di dekat sebuah kota bernama Harran di Turki Selatan.
Itu adalah akhir yang tragis dari kaisar Caracalla yang psikopat dan sadis.