Intisari-online.com - Tiga kekuatan pencegah nuklir di darat, udara dan kapal selam telah mulai memasuki mode siaga.
Siap beroperasi dengan peningkatan tenaga kerja, ujar Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu melaporkan kepada Presiden Vladimir Putin, Sputnik melaporkan pada 28 Februari.
Pada 27 Februari, Presiden Putin memerintahkan untuk menempatkan pasukan penangkal nuklir Rusia dalam siaga tinggi setelah NATO membuat "pernyataan agresif" mengenai kegiatan militer Rusia di Ukraina.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss memperingatkan bahwa, jika Rusia tidak "berhenti di Ukraina", krisis antara kedua negara dapat meningkat menjadi konflik dengan NATO.
Presiden Putin memerintahkan Menteri Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov untuk menempatkan pasukan pencegah strategis ke dalam "mode pertempuran khusus".
Kemudian, Menteri Shoigu memberi tahu Presiden Putin tentang situasi tersebut.
"Menteri Pertahanan Rusia, Jenderal Angkatan Darat Sergei Shoigu melaporkan kepada Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Federasi Rusia Vladimir Putin bahwa, atas perintahnya, markas besar Pasukan Rudal Strategis, tim Armada Utara dan Pasifik, dan Penerbangan Jarak Jauh Komando telah mulai melaksanakan misi tempur dengan personel yang diperkuat," kata Kementerian Pertahanan Rusia kepada wartawan pada 28 Februari.
Perintah Presiden Putin datang setelah pejabat tinggi negara-negara NATO membuat pernyataan agresif tentang Rusia.
Di samping sanksi yang dijatuhkan oleh Washington dan sekutunya. Sanksi itu berlaku untuk Moskow.
Presiden Putin tidak merinci siapa "pejabat tinggi" ini atau pernyataan "agresif" spesifik apa yang dia maksud.